Selasa, 16 Juli 2013

Tulang Rusuk

Mia: “Sudah satu minggu kita pacaran, aku mau tanya siapa sich yang paling kamu cintai di dunia ini?”
Joe: “Kamu dong!”
Mia: “Menurut kamu, aku ini siapa?”
Joe: “Kamu tulang rusukku!”
Mia: “Kok bisa tulang rusukmu?”
Joe: “Aku ceritakan sejarahnya ya… Dulu karena Tuhan melihat bahwa Adam kesepian, saat Adam tidur, Tuhan mengambil rusuk dari Adam dan menciptakan Hawa. Semua pria mencari tulang rusuknya yang hilang dan saat menemukan wanita untuknya, ia tidak lagi merasakan sakit di hati. Begitu juga dengan tulang rusuk yang ditemukan, dia merasa lengkap, dan tidak kehilangan suatu apapun, maka dia pun tidak merasakan sakit di hatinya. Seperti saat ini, hatiku terasa nyaman dan lengkap dengan adanya kamu di sisiku.”

Pasangan itu mengalami masa yang indah dan manis untuk beberapa saat. Namun setelah mereka beranjak ke dunia kerja, kedua pasangan muda ini mulai tenggelam dalam kesibukan kerja masing-masing dan kepenatan hidup yang ada. Hidup mereka menjadi membosankan, jarang bertemu, dan mulai terjadi pertengkaran-pertengkaran besar dalam kehidupan mereka.

Kenyataan hidup yang kejam membuat mereka mulai menyisihkan impian dan cinta satu sama lain. Mereka mulai bertengkar dan pertengkaran itu mulai menjadi semakin menyakitkan. Pada suatu hari pada akhir sebuah pertengkaran, Mia keluar dari mobil Joe sembari membanting pintu mobil.

Saat tiba di seberang jalan, dia berteriak, “Kamu nggak cinta lagi sama aku! Kita putus saja!”

Joe sangat membenci ketidak-dewasaan Mia dan secara spontan balik berteriak, “Kamu terlalu kekanakan, aku benci kekanakanmu itu, cobalah berpikir lebih dewasa ketika menghadapi masalah!”

Mia yang terpancing oleh emosinya pun spontan berteriak marah, “Aku menyesal menerimamu sebagai pacarku, kamu ternyata salah, ternyata aku bukan tulang rusukmu!!!”

Tiba-tiba Joe terdiam dan berdiri terpaku di samping mobilnya untuk beberapa saat. Joe menyesal akan apa yang sudah dia ucapkan. Dia menyesal kenapa menjelekkan kekanakan Mia. Namun karena emosinya masih meluap, dia segera masuk ke mobilnya, menancap gas, dan meninggalkan Mia yang sedang berlari masuk ke rumahnya.

Sesampai di kamarnya, Mia menyesal berkata bahwa dia bukanlah tulang rusuk Joe. Dia mengingat semua kebaikan Joe, semua pengorbanannya, dan segala ketulusannya, dan Mia menangis. Tetapi seperti ludah yang telah terludahkan, kata-katanya tidak mungkin untuk diambil kembali. Karena emosi masih terlalu menguasainya, dengan berlinang air mata, Mia bertekad untuk berpisah. Dia mengambil handphonenya, dan menuliskan sebuah SMS untuk Joe: “Kalau aku bukan tulang rusukmu, biarkan aku pergi. Biarkan kita berpisah dan mencari pasangan sejati kita masing-masing!”

Tahun demi tahun berganti dan berlalu begitu cepat, namun Mia masih belum bisa melupakan Joe. Mia berusaha mencari tahu tentang kehidupan Joe. Dari temannya, dia tahu bahwa Joe pernah ke luar negeri beberapa tahun, tetapi sudah kembali. Dia pernah berpacaran dengan seorang asing, namun kini sudah putus.

Mia agak kecewa tahu bahwa Joe tidak menunggunya kembali. Di tengah malam yang sunyi, dia menyeduh dan meminum teh hijau tawar dari cangkirnya, dan merasakan ada segores luka yang teramat sakit di hatinya. Tetapi dia tidak sanggup mengakui bahwa dia merindukan Joe.

Suatu hari, mereka kembali bertemu di airport, tempat di mana banyak terjadi pertemuan dan perpisahan. Mereka hanya dipisahkan oleh sebuah kaca pembatas…

Joe: “Hai, apa kabar?”
Mia: (Gugup dan karenanya, Mia hanya menjawab sepatah dua patah kata) “Baik…”
Joe: (Diam sejenak mencari bahan obrolan, lalu berkata) “Apakah kamu sudah menemukan rusukmu yang hilang?”
Mia: “Belum…”
Joe: “Maaf, aku terburu-buru, aku harus terbang ke New York dengan penerbangan berikut. Aku akan kembali dua minggu lagi. Berapa nomor teleponmu sekarang? Aku akan menelponmu.”
Mia: “Kamu tahu nomor teleponku, tidak ada yang berubah.”
Joe: “Ok, saya akan call kamu nanti.”
Joe tersenyum kecil, lalu berlalu sambil melambaikan tangan dan berkata, “Bye…”

Satu minggu kemudian, ketika Mia sedang menonton televisi, Mia menemukan bahwa ternyata Joe adalah satu korban Menara Kembar WTC.

Malam itu, sekali lagi, Mia meminum teh hijau dari cangkirnya, kali ini teh itu tidak tawar, namun asin karena air mata Mia berjatuhan tertetes di cangkir itu. Ya, Mia menangis, dia kembali merasakan sakit di hatinya, kali ini jauh lebih sakit. Akhirnya dia sadar bahwa sakit itu adalah karena Joe, asal dari semua tulang rusuk yang dia miliki, pasangan dari semua tulang rusuknya sendiri, yang telah dengan bodohnya dia patahkan, dan kali ini kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya sudah sirna.

Kita melampiaskan 99% kemarahan justru kepada orang yang paling kita cintai. Dan akibatnya adalah fatal. Seringkali penyesalan itu datang terlalu lambat, akibatnya setelah kita menyadari kesalahan kita, semua sudah terlambat. Karena itu jagalah dan sayangilah orang yang kau cintai dengan segenap hatimu.

Sebelum kau mengucapkan sesuatu berpikirlah dulu, apakah kata-kata yang kau ucapkan akan menyakiti orang yang kau cintai? Kalau ya, sebaiknya jangan kau ucapkan, karena akan semakin besar resiko yang akan kau tanggung ketika kehilangan orang yang kau cintai.

Jadi berpikirlah dahulu, apakah kata-kata yang akan kau ucapkan sebanding dengan akibat yang akan kau terima?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar