Suatu malam, sebuah gereja yang ada di desa mengadakan kebaktian penyegaran iman dan mereka mengundang seorang pendeta untuk berkhotbah. Desa tersebut baru saja mendapat sambungan aliran listrik sehingga ruang kebaktian gereja mendapat penerangan dari lampu pijar. Ketika sang pendeta sedang berkhotbah, tiba-tiba listrik mati. Ruangan ibadah pun menjadi gelap guiita. Sang pendeta bingung, harus terus berkhotbah atau menunggu listrik menyala. Tiba-tiba seorang anggota majelis berbisik, “Teruslah berkhotbah, Pak Pendeta. Kami masih bisa melihat Yesus di dalam gelap.”
Hidup bisa tiba-tiba menjadi gelap saat kita menghadapi kesengsaraan; kehilangan orang terkasih, sakit-penyakit, atau kegagalan bisnis. Semua itu membuat hari-hari tampak suram. Ibarat mati lampu, keadaan di sekeliling menjadi tampak gelap. Namun, orang yang beriman pada Kristus dapat tetap berdiri, bahkan bermegah.
Mengapa? Sebab ada pengharapan. Kita yakin, di tengah gelapnya hidup, Yesus beserta. Kita bisa melihat Dia dalam gelap. Oleh sebab itu, kesengsaraan tidak perlu menjatuhkan iman, tetapi menguji iman kita untuk naik setingkat lebih tinggi.
Pengalaman membuktikan, hari-hari gelap justru merupakan saat di mana Tuhan mendekat; saat di mana kita merasakan pertolongan dan kuasaNya secara istimewa.
Apakah jalan di depan anda tampak gelap? Jangan takut, apalagi sampai kehilangan kegembiraan hidup. Percayalah, semakin sulit jalan hidup Anda, semakin nyata Tuhan menyertai Anda. Seperti orang tua yang memberikan perhatian khusus saat anaknya sakit, Tuhan pun begitu. Di topan gelap, Anda didekap.
GELAPNYA JALAN TAK PERLU MENGHENTIKAN LANGKAH SELAMA PELITA ANDA TETAP MENYALA. TETAPLAH BERJALAN..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar