Jumat, 26 Juli 2013

Ketika Anak Ayam Menjadi Roti Ayam

Alkisah ada seorang perempuan Kristen mempunyai 2 ekor anak ayam. Anak ayam itu sering mencari makan di halaman rumah tetangganya yang berkarakter cepat naik darah.

Suatu hari tetangganya menangkap kedua anak ayam itu dan mencekik lehernya hingga mati, lalu anak ayam itu dilemparkannya kembali ke rumah pemiliknya melalui pagar. Tentu saja mendapati ayamnya mati, maka perempuan itu jadi berduka. Namun, dia tidak menjadi marah dan mencaci maki tetangganya. Sebaliknya ia mengambil anak ayam itu, mencabuti bulunya, dan memasaknya menjadi roti ayam. Kemudian mengirimkan roti ayam tersebut ke rumah tetangganya yang telah membunuh anak ayam itu.

Perempuan itu meminta maaf karena tidak berhati-hati menjaga anak ayamnya. Tetangganya tidak bisa berkata apa-apa. Roti ayam dan permintaan maaf itu membuatnya malu.

Sebenarnya bukan maksud perempuan itu untuk membuat dia malu, tetapi motivasinya membalas kejahatan dengan kebajikan adalah untuk memperlihatkan KASIH Kristen yang nyata kepada tetangganya.

Membalas kasih dengan kebencian adalah kejahatan. Membalas kasih dengan kasih adalah manusiawi. Membalas kebencian dengan kasih adalah ilahi.

“Sebab kalau kalian mengasihi hanya orang yang mengasihi kalian saja, untuk apa Allah harus membalas perbuatanmu itu? Bukankah para penagih pajak pun berbuat begitu? Dan kalau kalian memberi salam hanya kepada kawan-kawanmu saja, apakah istimewanya? Orang-orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat begitu! Bapamu di surga mengasihi semua orang dengan sempurna. Kalian harus begitu juga.” *Mat 5: 46-48*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar