Jumat, 21 Juni 2013

8 Karakteristik Sahabat Menurut Alkitab

1. SETIA

Banyak persahabatan hancur karena hilangnya kepercayaan. Dalam kitab Amsal 18:19 dikatakan, "Saudara yang dikhianati lebih sulit dihampiri daripada kota yang kuat, dan pertengakran adalah seperti palang gapura sebuah puri." Dalam bagian lain dikatakan bahwa kesetiaan yang sejati sulit diketemukan. "Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya." (Amsal 20:6)

Hal yang perlu dilakukan untuk menjaga kesetiaan adalah memelihara kepercayaan. Hilangnya kepercayaan terhadap orang lain merupakan gejala kejiwaan yang cukup sulit diatasi. Karena itu cobalah sedapat mungkin mencegah hal itu dengan belajar menahan diri untuk tidak menceritakan hal-hal yang kita anggap rahasia.

"Belalah perkaramu terhadap sesamu itu, tetapi jangan buka rahasia orang lain, supaya jangan orang yang mendengar engkau akan mencemoohkan engkau dan umpat terhadap engkau akan tidak hilang." ( Amsal 25:9-10)

Kesetiaan juga berarti tetap mendorong baik dalam keadaan suka maupun duka. "seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran." (Amsal 17:17)

2. SALING MEMBAGI

Yang dimaksud dengan saling membagi di sini adalah dapat berbagi suka duka termasuk perasaan. Mungkin dapat diartikan saling mengemukakan setiap masalah yang dihadapi. Hal itu jelas tidak dapat dilakukan kepada setiap orang. Dan ada 4 kunci untuk dapat melakukan hal ini :

* MENDENGAR

"Hai, saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah." (Yakobus 1:19).

Yang dimaksud cepat mendengar adalah memusatkan pendengaran dan pikiran kepada apa yang dikatakan lawan bicara kita. Seharusnya kita belajar mendengar kata-kata yang diucapkan, menangkap pesan yang terkandung dan mengartikannya secara tepat.

* BERBICARA

"Jikalau seseorang memberi jawab sebelum mendengar, itulah kebodohan dan kecelaannya." (Amsal 18:13).

Sementara itu dibagian lain dari kitab amsal dikatakan, "perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya adalah seperti buah apel
di pinggan perak." ( Amsal 25:11).

Walaupun persahabatan yang kita bina telah sampai pada tahap cukup erat, kita tetap tidak bisa berbicara seenaknya. Oleh sebab itu untuk menjaga ucapan, kita perlu bersikap jujur dan bijaksana dalam mengucapkan segala sesuatu.

Jangan takut berbicara, tetapi juga jangan takut berdiam diri.

*MENERIMA

Yesus memang tidak senang akan dosa-dosa kita, tapi Ia tetap bersedia menerima kita sebagaimana adanya. Sebagai orang percaya seharusnya kita dapat mengikuti jejak Yesus sehingga dapat berkata kepada orang lain, "Saya menerima Anda sebagaimana adanya walaupun saya tidak setuju dengan apa yang Anda katakan atau kerjakan."

* MENGERTI

Komunikasi akan gagal bila tak ada pengertian. Mendengar saja belum cukup. Kita perlu mengerti maksud pembicaran orang lain. Pengertian yang benar sesungguhnya pemberian Tuhan, "Karena
Tuhanlah yang memberikan himkmat, dari mulutNya datang pegetahuan dan kepandaian." (Amsal 2:6). Bila kita besedia memperhatikan sungguh-sungguh teman-teman kita, maka Tuhan akan mengaruniakan pengertian untuk melakukan hal itu. Sikap untuk memahami orang lain merupakan dasar yang kokoh tempat bertumbuhnya persahabatan yang saling memberi dan menerima.


3.MENIKMATI BERSAMA

Seorang sahabat tentu tidak akan senantiasa ada sepanjang hari di samping kita untuk berbicara serta mendorong terus-menerus. Ada waktunya kita berjalan bersama ke tempat rekreasi, makan bersama, tertawa dan merasakan kebahagiaan bersama-sama.

Bila saat ini kita sedang mengembangkan persahabatan dengan seseorang, cobalah berfikir kreatif hal-hal yang dapat dikerjakan dan dinikmati bersama. Lakukanlah dengan jujur sehingga kegembiraan yang diperoleh tidak terasa dibuat-buat, dengan menikmati kegembiraan bersama-sama, keutuhan persahabatan akan tetap terjaga.

4. MENDORONG

Seorang sahabat seharusnya mendorong kita ke arah pikiran-pikiran baru, pertumbuhan kepribadian dan kedewasaan rohani.

"Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya." ( Amsal 27:17 ). Kita seharusnya dapat dan bersedia mendorong orang lain untuk hidup secara benar. Dengan demikian kehidupan kita akan diperkaya dengan hadirnya seorang sahabat. Namun bagaimanapun juga harus diakui bahwa tidak setiap orang mampu mendorong dan memberi semangat kepada sesamanya. Oleh sebab itu kita tidak perlu memaksakan diri menjadi orang yang pandai memberi semangat, tetapi jadilah diri kita sebagaimana adanya.

Carilah hal-hal yang memang merupakan kelebihan dalam diri kita dan dapat diberikan kepada sahabat kita.. "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik." (Ibrani 10:24)

5. MEMBESARKAN HATI

Persahabatan yang menghasilkan tekanan bagi salah satu pihak tidak akan dapat bertahan lama. Bagaimanapun kita perlu memberi dan diberi semangat. Untuk membangkitkan semangat, kita dapat melakukannya melalui hal-hal kecil dan sederhana. Misalnya dengan mengirim kartu ucapan ulang tahun, membicarakan hal-hal yang membangun, menyediakan waktu untuk mendengar keluhan-keluhannya, dan lain-lain.

"Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan, 'hari ini' supaya jangan ada diantara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa" ( Ibrani 3:13 )

6. PENGORBANAN DIRI

"Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya". (Yohanes 15:13).

Dalam persahabatan, masing-masing pihak biasanya saling memperhatikan kebutuhan mereka. Jika yang satu mememerlukan sesuatu, maka yang lain dengan senang hati memberikannya.

Pengorbanan diri merupakan unsur penting dan merupakan ukuran dari erat tidaknya persahabatan yang kita bina. "dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga." (Filipi 2:4).

7. KASIH

Persahabatan ideal dibangun di atas dasar kasih yang memberi dan rela berkorban, dan tidak mengharapkan balasan. Memang benar kasih akan lebih terasa bila diungkapkan melalui tindakan tetapi pada saat tertentu perlu juga dikatakan. Masalah kapan harus melakukannya, diperlukan hikmat. Oleh sebab itu mintalah kepada Tuhan agar kasih yang kita sampaikan dapat dirasakan sebagai berkat dan orang tidak salah menerima.

8. TANTANGAN ROHANI

Pergaulan yang buruk dapat merusak kebiasaan yang baik. Seharusnya melalui jalur persahabatan kita dapat menyampaikan kabar keselamatan Kristus dan bila memungkinkan dapat membimbing mereka kepada Yesus Kristus, "Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang." (Amsal 13:20).

Persahabatan yang dibangun hendaknya berpengaruh positif terhadap pertumbuhan rohani kita. Yang penting untuk dijaga adalah agar kita dapat mempengaruhi dan bukan dipengaruhi orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar