Minggu, 17 Maret 2013
AIRMATA MUTIARA
Pada suatu hari seekor anak kerang di dasar laut mengadu dan mengeluh pada ibunya sebab sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya yang merah dan lembek. “Anakku,” kata sang ibu sambil bercucuran air mata, “Tuhan tidak memberikan pada kita, bangsa kerang, sebuah tangan pun, sehingga Ibu tak bisa menolongmu.”Si ibu terdiam, sejenak.
“Sakit sekali, aku tahu anakku.Tetapi terimalah itu sebagai takdir alam.Kuatkan hatimu. Jangan terlalu lincah lagi.Kerahkan semangatmu melawan rasa ngilu dan nyeri yang menggigit.
Balutlah pasir itu dengan getah perutmu. Hanya itu yang bisa kau perbuat”, kata ibunya dengan sendu dan lembut.Anak kerang pun melakukan nasihat bundanya.Ada hasilnya, tetapi rasa sakit bukan alang kepalang.Kadang di tengah kesakitannya, ia meragukan nasihat ibunya. Dengan air mata ia bertahan, bertahun-tahun lamanya.Tetapi tanpa disadarinya sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya.
Makin lama makin halus. Rasa sakit pun makin berkurang. Dan semakin lama mutiaranya semakin besar.Rasa sakit menjadi terasa lebih wajar.Akhirnya sesudah sekian tahun, sebutir mutiara besar,utuh mengilap, dan berharga mahal pun terbentuk dengan sempurna. Penderitaannya berubah menjadi mutiara; air matanya berubah menjadi sangat berharga.
Dirinya kini, sebagai hasil derita bertahun-tahun, lebih berharga daripada sejuta kerang lain yang cuma disantaporang sebagai kerang rebus di pinggir jalan.Cerita di atas adalah sebuah paradigma yg menjelaskan bahwa penderitaan adalah lorong transendental untuk menjadikan “kerang biasa” menjadi “kerang luar biasa”.
Karena itu dapat dipertegas bahwa penderitaan dapat mengubah “orang biasa” menjadi “orang luar biasa”. Banyak orang yang mundur saat berada di lorong transendental tersebut, karena mereka tidak tahan dengan cobaan yang mereka alami.
Ada dua pilihan sebenarnya yang bisa mereka masuki:
1.menjadi `kerang biasa’ yang disantap orang, atau
2.menjadi `kerang yang menghasilkan mutiara’
Sayangnya, lebih banyak orang yang mengambil pilihan pertama, sehingga tidak mengherankan bila jumlah orang yang sukses lebih sedikit dari orang yang `biasa-biasa saja’. Mungkin saat ini kita sedang mengalami penolakan, kekecewaan, patah hati, atau terluka karena orang-orang di sekitar kamu cobalah utk tetap tersenyum dan tetap berjalan di lorong tersebut, dan sambil katakan di dalam hatimu.”Airmataku diperhitungkan Tuhan. dan penderitaanku ini akan mengubah diriku menjadi mutiara
Pertanyaannya :
1. Hal apa dari cerita ini yang ingin Tuhan Sampaikan Kepada anda?
2. Apakah anda ingin menjadi kerang yang menghasilkan mutiara? Kalau ya! Apa langkah yang harus anda lakukan?
sumber: winksite
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar