Minggu, 30 September 2012

Menyangkali Diri


Menyangkali Diri

Pernah dikisahkan pada sebuah malam perayaan kelulusan mahasiswa teologia terdapat situasi yang begitu menginspirasi. Saat senior yang telah lulus lebih dahulu berkumpul bersama para mahasiswa yang baru saja lulus. Mereka berbincang banyak mengenai pengorbanan Yesus dan arti penyangkalan diri pribadi dari hal duniawi.

Semua mahasiswa yang baru lulus bersemangat dan siap sedia untuk melakukan pelayanan didalam Tuhan, bahkan ada yang dengan terang-terangan berujar dia pasti akan menyangkal dirinya dari dunia demi Yesus. Malam itupun terus berlangsung dengan kemeriahan dan gelak tawa. Hingga situasi yang tidak diinginkan terjadi. Mereka dikejutkan oleh suara pistol disusul seorang senior yang berjalan gontai kearah mereka dengan berlumuran darah. Senior itu hanya berkata “para ekstrimis yang menembakku,’ keadaan pun menjadi gaduh disusul dengan jeritan para mahasiswi yang menyaksikan didepannya ada sekelompok massa bertopeng membawa senjata.

Mereka terkepung dan tidak bisa berlari. Lalu seorang pemimpin bertopeng dikelompok itu berkata, “Siapa disini yang menjadi pengikut Yesus, maju kedepan!” lalu seorang senior pun maju kedepan, membelakangi kerumunan mahasiswa yang ketakutan.

Dirinya segera ditembak… keheningan segera menyelimuti tempat itu. "Siapa lagi yang mengaku pengikut Yesus, akan kutembak. Namun siapapun yang tidak mengakuiNya kubiarkan hidup." Tidak ada seorangpun yang menjawab pertanyaan itu. “Siapa yang bukan pengikut Yesus, angkat tanganmu!” teriakan itu disambut dengan tangan-tangan para mahasiswa yang terangkat sembari meneteskan airmata.

Suasana menjadi hening. Lalu kelompok bertopeng itupun segera membuka topeng mereka, diikuti dengan bangunnya para senior yang tadi ditembak. “Kalian semua harus bertobat kepada Yesus…” suara dari pemimpin bertopeng tadi yang tidak lain adalah salah satu senior mereka sendiri, disambut dengan teriakan tangisan dan sujud minta ampun dari para mahasiswa.

Mereka begitu menyesali ketakutan mereka yang membinasakan itu. Salah seorang senior pun segera meminta maaf atas drama tersebut dan memberikan kepada seluruh mahasiswa sebuah pesan berharga. “Sangkali dirimu, pikul salibNya dan terimalah keselamatan yang abadi dari Yesus.”

Selidiki Aku Lihat Hatiku
Apakah Ku Sungguh Mengasihi-
Mu, Yesus

Kau Yang Mahatahu Dan Menilai
Hidupku Tak Ada Yang
Tersembunyi Bagi-Mu

T'lah Kulihat Kebaikan-Mu
Yang Tak Pernah Habis Di Hidupku
Kuberjuang Sampai Akhirnya
Kau Dapati Aku Tetap Setia

T'lah Kulihat Kebaikan-Mu
Yang Tak Pernah Habis Di Hidupku . . .
Kuberjuang Sampai Akhirnya
Kau Dapati Aku Tetap Setia

"Menyangkali Diri Adalah Suatu Bukti Kesetiaan Kepada Tuhan Yesus. Amin."

Blessing,
~HSH~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar