Senin, 27 Mei 2013

JANGAN MENANGIS MAMA

Bu Sally segera bangun ketika melihat dokter bedah keluar dari kamar operasi .

Dia bertanya dengan penuh harapan:

Bagaimana anakku?
Apakah dia dapat disembuhkan?
Kapan saya boleh menemuinya?

Dokter bedah menjawab, “Saya sudah berusaha sebaik mungkin, tapi sayangnya anak Ibu tidak tertolong"

Bu Sally bertanya dengan hati remuk,
“Mengapa anakku yang tidak berdosa bisa terkena kanker?
Apa Tuhan sudah tidak peduli lagi?
Di mana Engkau Tuhan ketika anak laki-lakiku membutuhkanMu? "

Dokter bedah bertanya, “Apa Ibu ingin bersama dengan anak Ibu selama beberapa waktu? Perawat akan keluar untuk beberapa menit sebelum jenazahnya dibawa ke universitas. "

Bu Sally meminta perawat tinggal bersamanya saat dia akan mengucapkan selamat jalan kepada anak lelakinya.

Dengan penuh kasih dia mengusap rambut anaknya yang hitam itu.

“Apa Ibu ingin menyimpan sedikit rambutnya sebagai kenangan?” perawat itu bertanya.

Bu Sally mengangguk. Perawat memotong sedikit rambut dan menaruhnya di dalam kantong plastik untuk disimpan.

Ibu Sally berkata, Jimmy anakku ingin mendonorkan tubuhnya untuk diteliti di Universitas. Dia mengatakan mungkin dengan cara ini dia dapat menolong orang lain yang memerlukan.

“Awalnya saya tidak membolehkan tapi Jimmy menjawab, 'Ma, saya kan sudah tidak membutuhkan tubuh ini setelah mati nanti. Mungkin tubuhku dapat membantu anak lain untuk bisa hidup lebih lama dengan ibunya. "

Bu Sally terus bercerita, “Anakku itu memiliki hati emas. Jimmy selalu memikirkan orang lain. Selalu ingin membantu orang lain selama dia bisa melakukannya. "

Bu Sally meninggalkan rumah sakit setelah menghabiskan waktunya selama enam bulan di sana untuk merawat Jimmy…

Dia membawa kantong yang berisi barang-barang anaknya. Perjalanan pulang sungguh sulit baginya. Lebih sulit lagi ketika dia memasuki rumah yang terasa kosong.

Barang-barang Jimmy ditaruhnya bersama kantong plastik yang berisi segenggam rambut itu di dalam kamar anak lelakinya.

Dia meletakkan mobil mainan dan barang-barang milik pribadi Jimmy, anaknya, di tempat Jimmy biasa menyimpan barang-barang itu. Kemudian dibaringkan dirinya di tempat tidur. Dengan membenamkan wajahnya pada bantal, dia menangis hingga tertidur.

Di sekitar tengah malam, Sally terjaga. Di samping bantalnya terdapat sehelai surat yang terlipat.

Surat itu berbunyi:

Mama tercinta,
Saya tahu Mama akan kehilangan saya,
tetapi saya akan selalu mengingatmu,Ma
dan tidak akan berhenti mencintaimu
walaupun saya sudah tidak bisa mengatakan:
‘Aku sayang mama’.

Saya selalu mencintaimu
bahkan semakin hari
akan semakin sayang padamu, Ma.

Sampai suatu saat kita akan bertemu lagi.
Sebelum saat itu tiba, jika Mama mau
mengadopsi anak lelaki agar tidak
kesepian, bagiku tidak apa-apa, Ma .

Dia boleh tidur di kamarku dan
bermain dengan mainanku.
Tetapi jika Mama memungut anak perempuan,
mungkin dia tidak melakukan hal-hal
yang dilakukan oleh kami, anak lelaki.

Mama harus membelikannya boneka
dan barang-barang yang diperlukan
oleh anak perempuan.

Jangan sedih karena memikirkan aku ,Ma.
Tempat aku berada sekarang begitu indah.
Kakek dan nenek sudah menemuiku
begitu aku sampai di sana dan mereka
menunjukkan tempat-tempat yang indah.

Tapi perlu waktu lama untuk
melihat segalanya di sana.

Malaikat itu sangat pendiam dan
tampak dingin. Tapi saya senang
melihatnya terbang.

Dan apa Mama tahu apa yang kulihat?
Yesus tidak terlihat seperti gambar
gambar yang dilukis manusia.
Tapi, ketika aku melihat-Nya,
aku yakin Dia adalah Yesus.
Yesus sendiri mengajakku menemui Allah Bapa!

Tebak Ma apa yang terjadi?
Aku boleh duduk di pangkuan Bapa
dan berbicara dengan-Nya
seolah-olah aku ini orang yang sangat penting.

Aku menceritakan kepada Bapa
bahwa aku ingin menulis surat
kepada Mama untuk mengucapkan
selamat tinggal dan kata-kataku yang lain.

Namun aku sadar bahwa
hal ini pasti tidak diperbolehkan-Nya.
Tapi Mama tahu, Allah sendiri
memberikan sehelai kertas dan
pensil-Nya untuk menulis surat ini kepada Mama.

Saya pikir malaikat Gabriel akan
mengirimkan surat ini kepadamu, Ma.

Allah mengatakan akan menjawab
pertanyaan Mama ketika Mama bertanya, ‘Di mana Allah pada saat aku membutuhkan-Nya?’

Allah mengatakan Dia berada
bersama diriku seperti halnya
ketika putera-Nya Yesus disalib.
Dia ada di sana Ma, dan dia selalu
berada bersama semua anak.

Ngomong-ngomong, tidak ada orang
yang dapat membaca apa yang aku
tulis selain Mama sendiri.
Bagi orang lain, surat ini hanya
merupakan sehelai kertas kosong.
Luar biasa kan Ma?

Sekarang saya harus mengembalikan
pensil Bapa yang aku pinjam.
Bapa memerlukan pensil ini untuk
menuliskan nama-nama dalam Buku Kehidupan.

Malam ini aku akan makan bersama
dengan Yesus dalam perjamuan-Nya.
Aku yakin makanannya akan lezat sekali.

Oh, aku hampir lupa memberitahukanmu Ma.
Aku sudah tidak kesakitan lagi.
Penyakit kanker itu sudah hilang.
Aku senang karena aku tidak tahan
merasakan sakit itu dan Bapa juga
tidak tahan melihat aku kesakitan.

Itulah sebabnya mengapa Dia
mengirim Malaikat Pembebas
untuk menjemputku.

Malaikat itu mengatakan bahwa diriku
merupakan kiriman istimewa!
Bagaimana Ma?

Tuhan Firman Mintalah
Tuhan Firman Carilah
Tuhan Firmanlah Ketuklah
Tuhan Janji 'Kan Jawab

S'bab Tangan Tuhan Selalu Terbuka
Bagi Yang Minta Tolong
Tak Akan Bapa Memberikan Ular
Pada Yang Minta Roti

Tuhan Firman Mintalah
Tuhan Firman Carilah
Tuhan Firmanlah Ketuklah
Tuhan Janji 'Kan Jawab

S'bab Tangan Tuhan Selalu Terbuka
Bagi Yang Minta Tolong
Tak Akan Bapa Memberi Yang Jahat
Pada Anak Yang Minta

Blessing,
~HSH~

View Video:
http://www.youtube.com/watch?gl=ID&hl=en&client=mv-google&v=3wF-XQwHABc&fulldescription=1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar