Minggu, 09 Desember 2012

Seikat Bunga di Pemakaman




Seorang turun dari mobil mewah di depan kuburan umum. Ia berjalan menuju pos penjaga. Pria yang ternyata sopir itu berkata:
”Pak, tolong temui wanita yang ada di mobil itu, karena tidak lama lagi ia akan meninggal!”.

Penjaga kuburan segera berjalan di belakangnya.
Seorang wanita lemah, berwajah sedih membuka pintu mobilnya, berusaha tersenyum kepada penjaga itu dan berkata,

“Saya Ny. Steven yang selama ini mengirim uang agar anda dapat membeli seikat bunga dan menaruhnya di atas makam anak saya. Saya datang untuk berterima kasih atas kesediaan dan kebaikan anda.”

“Oh, Jadi Nyonya yang mengirim uang itu? Sebelumnya saya minta maaf, memang uang itu selalu saya belikan bunga tapi saya tidak pernah menaruh bunga itu di pusara anak Nyonya.” Jawab pria itu.

“Apa?” Tanya wanita itu dengan gusar.

“Ya, karena orang mati tidak akan pernah melihat keindahan bunga. Karenanya saya berikan kepada mereka yang ada di rumah sakit, orang miskin yang saya jumpai, mereka yang sedang bersedih. Orang hiduplah yang dapat menikmati keindahan dan keharuman bung-bunga itu, Nyonya” Jawab pria itu.

Wanita itu terdiam, kemudian ia dan sopirnya pun pergi.


Tiga bulan kemudian, seorang wanita cantik turun dari mobilnya dan berjalan dengan anggun ke arah pos penjaga kuburan.

“Selamat pagi, apakah masih ingat saya? Saya Ny. Steven. Saya datang untuk berterima kasih atas nasehat yang anda berikan dulu. Anda benar, bahwa memperhatikan dan membahagiakan yang masih hidup jauh lebih berguna daripada meratapi yang sudah meninggal. Ketika saya langsung mengantarkan bunga-bunga itu ke rumah sakit atau panti jompo, bunga-bunga itu tidak hanya membuat mereka bahagia, tapi saya turut bahagia. Sampai saat ini dokter tidak tahu mengapa saya bisa sembuh, tapi saya benar-benar yakin bahwa sukacita adalah obat yang memulihkan saya!”

~.~

Saudara, jangan pernah mengasihani diri sendiri, karena akan membuat kita terperangkap di kubangan kesedihan.
Dengan menolong orang lain kita sedang menolong diri kita sendiri. Lakukanlah yang terbaik bagi sesama, lakukanlah yang terbaik seperti engkau melakukannya untuk dirimu sendiri.

Hati Yang Gembira Adalah Obat
Seperti Obat Hati Yang Senang
Tapi Semangat Yang Patah Keringkan Tulang
Hati Yang Gembira Tuhan Senang

*Amsal 17:22,
Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.

Haleluya!
~HSH~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar