Minggu, 09 Desember 2012

Anakku Di Sembuhkan Dari Leukemia



Pesan ini langsung di kirim ke inbox facebook "saya" oleh ibu YANTI ARMANDA supaya kesaksian ini dibagikan dan banyak menjadi berkat oleh pembaca dan khususnya anak-anak Tuhan, dan kiranya kesaksian ini bisa menjadi berkat dan nama Tuhan dipermuliakan! Selamat membaca!!!

*Lukas 1:37,

Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil."

Yang pertama kami mengucapkan puji syukur dan terimakasih kepada Tuhan yesus yang sudah mengijinkan kami mengalami peristiwa dimana di dalamnya kami merasakan betapa Tuhan menyertai kami langkah demi langkah.

Awalnya begini, dulu kami sering menjumpai pada tubuh anak kami terdapat gosong-gosong seperti orang kecapekan, dan kami kira itu memang kecapekan karena anak kami memang aktif.

Saat dia panas pernah, kami membawanya ke rumah sakit terdekat di tempat kami dan dokter yang menanganinya bilang kalau anak kami sakit DB dan
Typhus.

Namun untuk tanggal 10 Oktober 2010 kemarin ketika saya melihat gosong-gosong pada tubuh anak saya, di dalam hati saya ada yang mengatakn kalau itu bukan sewajarnya. Oleh karenanya, saya langsung menyuruh suami saya untuk menelepon ibu Katrin (peg. RS Mardi Rahayu Kudus), dan ditelepon ibu Katrin mengatakan, "Cepet dibawa kemari, kalau gosong-gosong takutnya trombocitnya turun".

Pagi itu juga kami langsung membawa anak kami ke RS Mardi Rahayu. Sesampainya di sana anak kami langsung di ambil sample darahnya untuk di lab. Hasil laboratorium menyatakan kalau lekosit anak kami sangat tinggi, yakni 215 (normalnya 5-10), sedangkan trombocitnya sangat rendah 51 (normalnya 250-450), perawat bilang dengan hasil lab
seperti itu yang ditakutkan adalah . . . . leukemia!

Kaget sekali saya mendengar kata-kata "leukemia", sebab saya tahu itu penyakit kanker darah yang sangat ditakuti oleh smua orang, dan saya berharap itu tidak terjadi pada anak saya.

Keesokan harinya saya bertemu dengan dr. Susi, dia yang menangani anak saya di RS Mardi Rahayu.

Dokter Susi bilang kalau ciri-ciri anak saya mengarah pada leukemia, dr. Susi juga menyarankan supaya anak kami dibawa ke RS Elisabeth, Semarang,
karena di Semarang ada ahlinya darah, yaitu Prof. Soemantri. Tapi waktu itu dr. Susi bilang begini, "Ibu, besok pagi cek ke rontgen dulu ya, siapa tahu ketinggian lekosit itu disebabkan karena adanya flek." Kemudian saya berkata "Iya, dok."

Esok paginya, anak sayaa menjalani tes rontgen, dan hasil rontgen menyatakan kalau tidak dijumpai flek pada tubuh anak saya. Hari berikutnya saya bertemu kembali dengan dr. Susi, dia bilang "Bu, besok pagi saya cek di USG ya, biar di ketahui sebetulnya yang ada pada leher itu gondong atau tumor..( memang waktu itu leher anak saya bengkak kanan kiri sperti gondong)." Dan saya mengiyakannya.

Esok harinya anak saya menjalani USG, dan hasil USG menyatakan positif gondong. Untuk yang terakhir kalinya saya bertemu dengan dr. Susi, dia bilang "Bu, coba besok cek ke PRODIA, nanti diambil cairan gondongnya dan dites sebetulnya itu cairan apa, supaya bisa diketahui pasti penyakit anak ibu, tetapi kalau memang tidak ada apa-apa saya tetap merujuk anak ibu untuk ke Semarang..."

Pada saat dr. Susi bilang spt itu, dalam hati saya ada suara sprti ini, "Pindah sekarang!" Karena saya merasa dikasih tahu seperti itu, saat itu juga saya langsung bilang sama dr Susi, "dok, saya mau pindah sekarang saja!" Dan dr. Susi mengatakan, "Oh ya, kalau begitu saya langsung buatkan surat rujukan, sekalian saya pesankan kamar."

Akhirnya jam 6 sore kami meningglkan RS Mardi Rahayu menuju ke RS Elisabeth Semarang.
Selama diperjalanan saya terus mengucapkan syukur pada Tuhan, saya percaya akan firman Tuhan bahwa rancangan Tuhan bukan rancangan kecelakaan tetapi rancangn yang penuh damai dan sejahtera. Saya percaya, apapun sakit penyakit anak saya, Tuhan sanggup menyembuhkannya dan saya percaya pertolongan Tuhan selalu tepat pada waktunya."

Jam 8 malam kami tiba di Elisabeth, anak saya membutuhkan 12 kantong trombocit, dan kebetulan waktu itu PMI kosong karena pas lebaran jadi tidak ada pendonor. Malam itu saya tidak ditemani suami saya karena dia harus cari pendonor, dan saya ditemani adik saya semalaman.

Saya hanya bisa mengucapkan syukur dan syukur, hanya itu yang bisa saya lakukan. Saya sama sekali tidak protes sama Tuhan, saya tetap percaya kalau Tuhan sudah menyediakan kesembuhan bagi anak saya. Dan kira-kira jam 1 malam, saya berdoa sambil mengucap syukur, tak terasa air mata saya mulai menetes, saya bertanya pada Tuhan, "Tuhan Yesus, apa yang Kau mau dari padaku?"

Sejenak sesudah itu, dalam hati saya yang paling dalam ini ada jawaban seperti ini, "Aku butuh kesaksianmu!"

Mendapat jawaban seperti itu, spontan membuat air mata saya mengalir seperti kran, rasanya tidak dapat dihentikan, seluruh tubuh saya gemetaran, dari jawaban itu Tuhan memberikan pengertian pada saya kalau anak saya sudah disembuhkan. Saya menangis terharu, dan saya menjawab pada Tuhan, "Tuhan untuk kemuliaan namaMU, aku bersedia bersaksi untukMU."

Esok paginya, saya dipertemukan dengan pak Leo Tatang oleh teman saya, pak Tatang datang langsung ke RS menjenguk anak saya, dia photo anak saya dan kemudian diupload ke akun facebooknya, dia buat status bahwa dibutuhkan golongan darah (A+) untuk anak Diemas Abraham.

Puji Tuhan, siang itu juga banyak teman-teman pak Tatang yang simpati terhadap anak saya, sehingga mereka yang merasa golongan darahnya (A+) langsung mendonorkan diri.

Bahkan ketika suami saya datang membawa banyak pendonor, akhirnya mreka tidak jadi untuk diambil darahnya karena persediaan darah sudah cukup bahkan lebih. Hari itu juga saya bertemu dengan Prof Soemantri, beliau yang menangani pengobatan anak saya.

Prof Soemantri bilang kalau anak saya menderita penyakit kelainan darah atau orang biasa menyebutnya leukemia. Karena kelainan darah jenisnya banyak, maka untuk memastikan yang jenis apa harus dilakukan tes BMP (pengambilan sumsum tulang
belakang), supaya bisa tepat cara pengobatannya.

Esok paginya, anak saya menjalani tes BMP, hasil tes menyatakan kalau anak saya positif menderita leukemia akut!

Bagi saya, apapun penyakit anak saya, saya percaya Tuhan sanggup menyembuhkan anak saya. Tetapi sejak saat itu, saya merasa bahwa iman saya benar-benar diuji oleh Tuhan, di satu sisi saya sudah menerima janji Tuhan bahwa anak saya sudah disembuhkan, namun di sisi lain saya melihat dengan mata kepala saya sendiri keadaan ank saya bukannya membaik tapi justru semakin memburuk. Seluruh tubuhnya bengkak semua, bahkan matanya hampir tidak keliatan karena saking bengkaknya.

Sebagai manusia biasa, saya dilengkapi dengan kelemahan. Namun ketika saya lemah saya diingatkan Tuhan dengan satu ayat Firman Tuhan dalam Amsal 3:5., "Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri." ....dan saya juga diingatkan Tuhan melalui artikelartikel yang pernah saya baca, saya pernah membaca yang seperti ini, "...jangan pandang masalah yang ada di depan kita, tetapi pandanglah Tuhan yang sanggup mengatasi masalah kita", dan saya pernah baca yang seperti ini, "Ketika keadaan kita semakin memburuk, justru Tuhan sedang mendekat pada kita."

Bahkan saya juga diingatkan kisah tentang Sadrakh, Mesakh dan Abednego saat menghadapi perapian yang menyala-nyala, juga kisah Daniel di goa Singa, dimana secara jasmani mereka tidak memiliki jalan keluar, namun karena iman percaya mereka pada Tuhan sangat besar, akhirnya mereka bisa selamat dari maut, keluar sebagai pemenang bahkan hidup mereka boleh menjadi saksi bagi orang-orang disekeliling mereka. Dan saat itu juga, saya mulai bangkit, saya tidak lagi memandangi anak saya. Saya alihkan pandangan saya ke arah tembok sambil mengelus-elus tubuh anak saya, saya katakan, "Terima kasih Tuhan, Engkau sudah menyembuhkan anak saya...", saya perkatakan itu berulang kali.

Satu lagi yang saya lakukan selama di RS, setiap kali saya mau mandi, saya menyempatkan diri untuk berdoa pada Tuhan. Saya angkat kedua tangan saya sebagai tanda penyerahan total. Saya serahkan semua beban saya pada Tuhan, saya percaya Tuhan bekerja melalui tim medis, begitu pula dengan biaya pengobatan yang begitu besar, saya percaya Tuhan sudah menyediakan segala dana yang saya butuhkan.

Dua hari setelah menjalani tes BMP, anak saya sudah mulai mendapat pengobatan. Dokter bilang kalau 2 minggu setelah pengobatan anak saya baru diijinkan pulang. Tapi seperti Firman Tuhan katakan, "Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana." bdk. Ams 19:21.

Puji Tuhan, seminggu setelah pengobatan anak saya sudah diijinkan pulang selanjutnya berobat jalan. Dokter pernah bilang bahwa dibutuhkan waktu 2 tahun untuk menormalkan trombocit dan lekosit anak saya, Puji Tuhan, ketika pengobatan baru berjalan 30%, hasilnya sudah melampaui 30%. Hasil labnya selalu bagus, trombocit dan lekositnya normal. Bahkan Prof Soemantri yang menanganinya selalu heran dengan kesembuhan anak saya yang terlalu cepat, beliau bilang "Hampir tidak dapat dipercaya, yang artinya secara medis itu tidak mungkin kesembuhan terjadi secepat itu."

Prof Soemantri juga sempat ngomong sama anak saya, "Kamu benar-benar akan keluar sebagai pemenang mas, berdoa terus yah..."

Jika ukuran medis menyatakan 2 tahun baru normal, Puji Tuhan, rancangan Tuhan sangat dahsyat dalam keluarga saya. Baru 2 bulan menjalani pengobatan, lekosit, trombocit, HB anak saya sudah normal semua. Demikian kesaksian dari keluarga kami. Kiranya kesaksian kami boleh mengingatkan pada bapak ibu saudara sekalian, bahwa sepahit apapun, seburuk apapun keadaan yang bapak ibu saudara alami, jangan pernah pandang masalah yang ada di depan kita ,tetapi pandanglah Tuhan yang sanggup mengatasi masalah kita.

Dia Allah yang sanggup melakukan segala perkara. Hanya Dialah satu-satunya Allah yang benar-benar memberikan bukti atas setiap janji FirmanNYA.

****
Satu pesan pribadi dari kami, "Ketika kita merasa bahwa semua jalan sudah tertutup; kiri, kanan, depan, belakang,.. ingatlah bahwa masih ada satu jalan di mana dunia tidak sanggup menutupnya,..pandanglah ke atas tangan Tuhan terbuka untuk menolong kita...AMIEN


Segala Perkaraku Kuserahkan Pada-Mu
Allah Pembelaku
Segala Kuatirku Kutaruh Di Kaki-Mu
Allah Pem'liharaku

Bila Kau Yang Membuka Pintu
Tak Ada Satupun Dapat Menutupnya
Bila Kau Yang Mengangkat Aku
Tiada Yang Dapat Merendahkanku

Blessing,
~HSH~

3 komentar:

  1. Alhamdulillah kakak saya sudah sembuh dari leukimia nya sel darah nya sudah stabil.
    Kakak Saya sembuh semenjak konsultasi dan minum obat resep dari dr yusuf yang di rekomendasi kan oleh teman se kantor saya ...
    Alhamdulillah semenjak rutin kosumsi obat resep beliau selama 6 bulan yang saya pesan langsung dari beliau kakak saya menjadi lebih baik bulan ke bulan nya. Jadi buat saudara yang lain kalau belum sembuh coba ber ikhtiar dengan beliau... Bisa datang langsung kalau sempat dan ada waktu panjang atau hanya pesan obat nya saja seperti saya yang hanya pesan obat nya saja. Ini no beliau 0853-6167-5232 semoga saudara bisa sembuh juga seperti kakak saya amin...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maaf nomor kontak saya yang 0853-6167-5232 sudah non aktif. Karena hilangnya Hp saya.
      Sekarang saya pakai nomor 0813-4881-3797.
      Kalau mau berobat silahkan hubungi nomor baru saya.
      Trima kasih 🙏
      Saya Dr yusuf

      Hapus