Yesus berkata, “Biarkanlah anak-anak itu … datang kepada-Ku” (Matius 19:14)
Dahulu saya jengkel karena sepanjang Natal kebaktian di gereja penuh sesak. Saya tidak menyukai kursi-kursi gereja yang sesak dan kesulitan mencari tempat parkir. Saya bahkan pernah menggerutu setelah dialihkan ke sebuah ruangan tambahan karena ruang kebaktian sudah penuh jauh sebelum kebaktian dimulai. Saya berpikir mengapa orang-orang yang datang sekali setahun ini tidak tinggal di rumah saja?
Sikap saya itu sepertinya mencerminkan sikap para murid, yang memarahi orang-orang yang membawa anak-anak kepada Yesus untuk memperoleh berkat-Nya (Matius 19:13). Apa pun alasannya, para murid pasti berpikir bahwa orang-orang itu tidak berhak berada di sana. Namun Yesus berkata, “Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Surga” (ayat 14).
Saya akhirnya menyadari bahwa baik apabila seseorang dibawa ke suatu pertemuan yang merayakan kelahiran Yesus. Entah itu berupa acara anak-anak, ibadah penyalaan lilin, atau konser paduan suara, kita tidak pernah mengetahui kapan seseorang akan bertemu dengan Kristus Tuhan. Wartawan radio dan televisi Harry Reasoner pernah berkata, “Jika seorang kristiani hatinya tersentuh hanya sekali dalam setahun, sentuhan itu tetap memiliki arti. Dan barangkali pada suatu hari Natal, di suatu pagi yang hening, sentuhan itu terjadi.”
Natal tampaknya memunculkan sifat kanak-kanak yang tersimpan di dalam diri kita. Dan setiap anak disambut oleh Yesus-DCM
TAK ADA YANG DAPAT MENGGERAKKAN KITA
SEPERTI SENTUHAN YESUS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar