Allah Yang Esa dalam Ketritunggalannya Yang Mahakudus ( Seri Terakhir dari Allah Tritunggal )
Pendahuluan:
1. Mengimani Konsep Penebusan Dosa yang berkenan di mata Allah, di http://hsh-kristen.blogspot.com/2013/04/mengapa-yesus-di-salib.html,
2. Pengharapan Kedatangan Yesus/Mesias dan sebagai Pengakhiran Hukum Taurat, di http://hsh-kristen.blogspot.com/2013/04/keberakhiran-taurat.html,
3. Kasih (Allah) yang mau turun menebus dosa Manusia I,
di http://hsh-kristen.blogspot.com/2013/04/alllah-adalah-penebus.html,
4. Memahami Bagaimana Inkarnasi Allah, di http://hsh-kristen.blogspot.com/2013/04/allah-menjadi-manusia.html
Sudahkah Anda membaca keempat thread di atas? Anda mungkin hanya akan memahami tulisan di bawah ini bila telah membaca keempatnya, karena thread kali ini adalah Seri Kelima (bagian terakhir) dari tema " Allah Tritunggal " --beserta menunggu dua bagian tambahan--.
PENTING DIKETAHUI!!! Tulisan kali ini, bukan untuk mengajak perdebatan, melainkan sebagai penambahan wawasan untuk setiap umat Kristen.
Seringkali, umat non-Kristen beranggapan bahwa agama Kristen adalah agama yang politheis (memiliki banyak Tuhan). Hal ini wajar saja terjadi, karena pemahaman akan Allah Tritunggal yang minim diketahui.
Kata "Tritunggal", "Trinitias" atau semacamnya memang tidak ada tertulis di Alkitab, namun apakah karena tidak pernah ditulis di Alkitab maka Allah Tritunggal hanyalah sebatas fiktif atau karangan belaka? Tentu tidak. Karena Allah kadang memberikan kita theopneustos (inspirasi) sehingga kita bisa memberikan kesimpulan atas setiap bagian yang kita baca.
Misal, dusta orang Amalek yang mencoba untuk menipu raja Daud. Ia menipu raja Daud dengan mengatakan bahwa dialah yang telah membunuh raja Saul ( 2 Sam. 16:1-16) padahal dalam 1 Sam. 31:4-6 kita tahu bahwa Saul yang telah membunuh dirinya sendiri. Lantas saja hal ini (dusta itu) terjadi, karena orang Amalek itu mengira ia akan dipuji dan disanjung raja Daud karena jasa membunuh musuh bebuyutan Daud tersebut. Namun sayang yang ada adalah sebaliknya, raja justru memanggil angkatannya untuk segera membunuh orang Amalek tersebut.
Sekian jauh pembacaan kita di atas, sama sekali tidak ada ayat yang mengatakan bahwa orang Amalek itu mendustai raja. Walau pun demikian, kita, pembaca, dapat menyimpulkan dari kedua cerita di atas bahwa sebenarnya orang Amalek itu sedang berdusta sebab yang benar adalah raja Saul bunuh diri.
Demikian pula dengan konsep Allah Tritunggal, di mana memang tidak ada ayat yang menulis secara gamblang kata "tritunggal".
Berikut saya hanya akan menyajikan bukti-bukti keillahian Roh Kudus (bukti keilahian Yesus Kristus sudah di bahas pada seri ketiga dan keempat),
Bandingkan Yesaya 6:8-10 dengan Kisah 28:25-27:
* Yesaya 6:8-10,
8 Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku!"
9 Kemudian firman-Nya: "Pergilah, dan katakanlah kepada bangsa ini: Dengarlah sungguh-sungguh, tetapi mengerti: jangan! Lihatlah sungguh-sungguh, tetapi menanggap: jangan!
10 Buatlah hati bangsa ini keras dan buatlah telinganya berat mendengar dan buatlah matanya melekat tertutup, supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik dan menjadi sembuh."
* Kisah 28:25-27,
25 Maka bubarlah pertemuan itu dengan tidak ada kesesuaian di antara mereka. Tetapi Paulus masih mengatakan perkataan yang satu ini: "Tepatlah firman yang disampaikan Roh Kudus kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi Yesaya:
26 Pergilah kepada bangsa ini, dan katakanlah: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap.
27 Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka.
Kalau kita membandingkan 2 bagian Kitab Suci diatas, maka jelas terlihat bahwa apa yang dikatakan Paulus dalam Kisah 28:25-27 itu ia kutip dari Yesaya 6:8-10. Tetapi dalam Yesaya 6:8-10 itu dikatakan bahwa itu adalah suara Tuhan kepada nabi Yesaya, sedangkan dalam Kisah 28:25-27 itu Paulus berkata bahwa firman itu disampaikan oleh Roh Kudus dengan perantaraan nabi Yesaya. Ini menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah Tuhan sendiri.
* Yohanes 4:24,
Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."
Bandingkan Ibrani 3:7-11 dengan Mazmur 95:7b-11 dan Keluaran 17:1-7:
* Ibrani 3:7-11,
7 Sebab itu, seperti yang dikatakan Roh Kudus: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya,
8 janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman pada waktu pencobaan di padang gurun,
9 di mana nenek moyangmu mencobai Aku dengan jalan menguji Aku, sekalipun mereka melihat perbuatan-perbuatan-Ku, empat puluh tahun lamanya.
10 Itulah sebabnya Aku murka kepada angkatan itu, dan berkata: Selalu mereka sesat hati, dan mereka tidak mengenal jalan-Ku,
11 sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku."
Karena kata-kata dalam Ibrani 3:7-11 ini merupakan kata-kata Roh Kudus, maka kata-kata 'mencobai Aku' berarti 'mencobai Roh Kudus'.
Kalau sekarang kita melihat dalam Mazmur 95:7b-11, yang hampir-hampir identik dengan Ibrani 3:7-11 tadi, maka bisa kita dapatkan dari Mazmur 95:8 bahwa itu adalah peristiwa yang terjadi di Masa dan Meriba. Dan peristiwa Masa dan Meriba itu diceritakan dalam Keluaran 17:1-7. Sekarang perhatikan Keluaran 17:7 yang berbunyi:
"Dinamailah tempat itu Masa dan Meriba, oleh karena orang Israel telah bertengkar dan oleh karena mereka telah mencobai TUHAN dengan mengatakan: ‘Adakah TUHAN di tengah-tengah kita atau tidak?’".
Jadi disini dipakai istilah 'mencobai TUHAN (YHVH)', padahal tadi dalam Ibrani 3:7-11 dikatakan bahwa mereka 'mencobai Roh Kudus'. Ini menunjukkan bahwa Roh Kudus itu adalah TUHAN (YHVH)!
* Kejadian 1:2
Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air
* Ayub 33:4
Roh Allah telah membuat aku, dan nafas Yang Mahakuasa membuat aku hidup
dan masih banyak ayat-ayat yang serupa.
Ketiganya adalah Allah sebagaimana yang disampaikan oleh rasul Yohanes,
* 1 Yohanes 5:7,
Sebab ada tiga yang memberi kesaksian (di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu.
Note:
kata yang di bubuhi tanda kurung di atas dikarenakan perbedaan isi naskah antara salinan Textus Receptus (TR) dan Versi Wescott & Hort (WH). Salinan pada WH cenderung lebih pendek dibanding dengan salinan TR.
Mengapa sampai ada perbedaan salinan naskah bahasa Asli?
Salinan naskah Alkitab Asli tulis tangan (manuskrip) Perjanjian Baru bukan hanya satu. Jika memerlukan salinan, maka seseorang harus menyalin kembali dengan tangan. Akibat salin-menyalin ini dan kodrat manusia, maka terjadi perbedaan penyalinan. Karena saat itu belum ada fotokopi atau percetakan yang bisa menyalin huruf-huruf sama persis, dan naskah Perjanjian Baru ditulis dengan tangan. Nah, kodrat manusia itu lemah, tidak selamanya salinan dari salinan ini persis, terkadang muncul perbedaan-perbedaan.
Saatnya kita memahami arti dari Allah Tritunggal. Tritunggal itu bukan mengenai jumlah Allah, namun mengenai keberadaan di dalam diri Allah yang Esa tiada berbilang, dan satu tiada bandingan itu.
Ilustrasi,
Ketika saya di sini dan Anda di sana, apakah mustahil untuk Tuhan menampakan diri (pada saya di sini dan Anda di sana) dalam waktu yang bersamaan meski tempat berbeda?
"Tuhan senantiasa tidak terikat oleh ruang dan waktu"
Jadi, keberadaan Allah sebagai Yesus tidak berarti Ia tidak bisa mengatur alam semesta atau bepergian ke tempat lain!
Roh Allah tidaklah terbatas, Ia bisa mengutus Roh-Nya ke berbagai tempat. Saya memakai kata 'utus' hanya sebagai bahasa 'antropomorfisme' supaya lebih mudah dipahami.
Kalau ada yang menanyakan tentang siapa pengatur semesta alam semasa Allah menjadi manusia Yesus, maka Ia sendiri sudah merubuhkan pernyataan bahwa Tuhan tidak terikat oleh ruang dan waktu atau meragukannya. Di mana dari pandangan mereka bahwa allah itu nampaknya cuma satu, ia hanya bisa fokus kepada satu pekerjaan saja.
Tetapi bagi kita adalah 'Allah itu tidak terikat oleh ruang dan waktu', penginkarnasian-Nya tidak berarti bahwa Ia tidak bisa mengutus Roh-Nya ke tempat lain.
TUHAN bisa fokus kepada beberapa persoalan dan melayani serta hadir pada tiap-tiap orang meski berbeda tempat, karena alangkah Roh-Nya tidak terbilang banyaknya.
*Yesaya 55:11,
demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.
Ayat di atas adalah contoh dari bagaimana cara kerja Pribadi Allah. Perlu diketahui bahwa ayat di atas tepatnya ditujukan kepada Yesus Kristus yang mendapat gelar Firman Allah (Yoh. 1:1), namun ayat ini dapat juga ditujukan kepada banyaknya Roh Allah, di mana Roh Allah itu diibaratkan keluar dari mulut-Nya (turun) untuk suatu tugas dan Allah (Hakikat) menjamin bahwa Roh-Roh yang Ia utus akan berhasil dan kembali (pulang) dengan tidak sia-sia (tidak gagal).
Bukti Ayat Jamaknya Pribadi Allah,
* Kisah Para Rasul 2:4,
Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.
Roh Kudus (Allah) memenuhi orang banyak. Tentunya kita dapat menyimpulkan bahwa memang ada banyak Roh Allah, sebab bila Roh Allah itu hanya satu, maka sudah pasti hanya satu jiwa saja yang akan dipenuhi oleh Roh Kudus
* Penyingkapan 4:5,
Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah.
Allah memang tidak terikat oleh ruang mau pun waktu. Sebab Ia memiliki Roh yang tidak terbilang banyaknya, walau demikian tidak berarti menutupi Keesaan dari-Nya atau tidak berarti ada banyak Allah.
Kesimpulannya:
Allah Tritunggal itu tidak berbicara tentang jumlah Allah, melainkan tentang pribadi Allah yang esa tiada terbilang banyaknya.
Dalam Peneguhan Baptis kita juga, Alkitab menyatakan Kesatuan Allah Bapa dan Allah Putera dan Allah Roh Kudus,
* Matius 28:19,
LAI TB, Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam 'nama' ('ONOMA') Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
KJV, Go ye therefore, and teach all nations, baptizing them in the name of the Father, and of the Son, and of the Holy Ghost:
NIV, Therefore go and make disciples of all nations, baptizing them in the name of the Father and of the Son and of the Holy Spirit,
Bapa dan Anak dan Roh Kudus, oleh kalangan non kristiani dipandang seolah-olah 3 person atau bahkan politeisme (3 allah).
Tetapi di dalam Alkitab bahasa asli ditulis dengan ‘ONOMA’ - name (Inggris) bentuk tunggal, bukan dengan ‘ONOMATA’ - names (Inggris) bentuk jamak.
Text bahasa aslinya adalah demikian :
Textus Receptus (TR) : πορευθεντες ουν μαθητευσατε παντα τα εθνη βαπτιζοντες αυτους εις το ονομα του πατρος και του υιου και του αγιου πνευματος
Translit interlinear, poreuthentes {pergilah} oun {karena itu} mathêteusate {jadikanlah murid (-Ku)} panta {semua} ta ethnê {bangsa-bangsa} baptizontes {kalian baptiskanlah} autous {mereka} eis {di dalam} to onoma {nama, noun - accusative singular neuter} tou patros {Bapa} kai {dan} tou huiou {Putera} kai {dan} tou hagiou {Kudus} pneumatos {Roh}
Perubahan bentuk kata "ονομα - ONOMA" :
Tunggal:
Nominatif, ονομα - ONOMA
Genitif, ονοματος - 'ONOMATOS
Datif, ονοματι - 'ONOMATI'
Akusatif, ονομα - ONOMA
Jamak:
Nominatif, ονοματα - ONOMATA
Genitif, ονοματων - ONOMATÔN
Datif, ονομασιν - ONOMASIN'
Akusatif, ονοματα - ONOMATA
Bapa, Anak, dan Roh Kudus, masing-masing bukanlah "nama".
Konsep ini tidak bertentangan dengan TANAKH IBRANI :
Salah satu contoh ayat :
* Kejadian 1:1
LAI TB, Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
KJV, In the beginning God created the heaven and the earth.
Hebrew,
בְּרֵאשִׁית בָּרָא אֱלֹהִים אֵת הַשָּׁמַיִם וְאֵת הָאָרֶץ׃
Translit, BERE'SYIT {pada mulanya} BARA' {Dia menciptakan} 'ELOHIM {Allah} 'ET HASYAMAYIM {langit itu} VE'ET {dan} HA'ARETS {bumi itu}
Kata Allah dalam bahasa Ibrani " אלהים - 'ELOHÎM" menggunakan bentuk jamak tetapi dengan kata kerja tunggal (singular) : " ברא - BARA'", hal ini saja sudah menyiratkan keesaan Allah yang serba kompleks.
Alkitab mengajar dengan jelas bahwa Allah itu Esa :
* Ulangan 6:4
LAI-TB, Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!
KJV, Hear, O Israel: The LORD our God is one LORD:
Hebrew,
שְׁמַע יִשְׂרָאֵל יְהוָה אֱלֹהֵינוּ יְהוָה ׀ אֶחָֽד ׃
Translit interlinear, SYEMA' {dengarlah} YISRA'EL {Israel} YEHOVAH {YHVH dibaca 'Adonay, TUHAN} 'ELOHEINU {Allah kita} YEHOVAH {YHVH dibaca 'Adonay, TUHAN} EKHAD {esa}"
Ya. Benar. Allah itu Esa dalam Ketritunggalan-Nya Yang Maha Kudus. Haleluya!
Nb:
1. Yesus Kristus adalah Roh Allah yang turun, yang ditugaskan untuk menjadi Manusia,
* Matius 1:20,
Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.
2. Kata "utus", "disuruh" dan lain-lain yang ditujukan kepada Roh Allah (termasuk Yesus Kristus) adalah kata yang antropomorphisme (secara manusiawi), Alkitab senantiasa menuliskan tentang diri Allah yang secara manusiawi agar kita dapat lebih mudah memahaminya.
Blessing,
~HSH~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar