Minggu, 18 November 2012

Bagaimana Saya Dapat Mengatasi Patah Hati?



Anda tahu betul, inilah orang yang akan anda kawini. Anda menikmati persahabatan timbal balik, anda berdua memiliki minat yang sama, dan anda saling merasakan adanya daya tarik.
Kemudian, tiba-tiba, hubungan itu terputus, meledak dalam luapan kemarahan—atau sirna dalam deraian air mata.

Dalam bukunya The Chemistry of Love, Dr. Michael Liebowitz mengibaratkan cinta yang mendadak dengan pengaruh narkotika yang sangat kuat dan cepat. Tetapi seperti narkotika, cinta demikian dapat menimbulkan 'perasaan sakit akibat penghentian,' yang sangat menyiksa. Dan halnya demikian tidak soal apakah cinta itu sekedar perasaan tergila-gila atau ‘sungguhan.’ Keduanya dapat menimbulkan perasaan senang yang memabukkan—dan perasaan tertekan yang menyiksa jika hubungan tersebut berakhir.

Perasaan ditolak, sakit hati, dan barangkali kemarahan besar yang timbul setelah hubungan putus dapat membuat masa depan tampak suram bagi anda. Seorang wanita muda menyebut dirinya seakan-akan ‘terluka’ karena ditinggalkan. “Sekarang saya hanya bisa bersikap formal [terhadap lawan jenis],” katanya. “Saya tidak akan membiarkan siapapun mendekati saya.” Semakin dalam ikatan yang anda rasakan dalam suatu hubungan, semakin dalam rasa sakit yang bisa timbul bila hubungan tersebut terputus.

Ya, memang, kebebasan untuk berpacaran dengan orang yang anda senangi menuntut harga yang tinggi: kemungkinan yang nyata untuk ditolak. Sungguh tidak ada jaminan bahwa cinta sejati akan bertumbuh. Jadi jika seseorang mulai mendekati anda dengan niat yang jujur untuk berpacaran tetapi belakangan menyimpulkan bahwa tidak bijaksana untuk melanjutkannya dengan perkawinan, jangan anda menyimpulkan bahwa anda telah diperlakukan dengan tidak adil.

Kesulitannya adalah, meskipun pemutusan hubungan dilakukan dengan sangat bijaksana dan ramah, anda pasti tetap akan merasa sakit hati dan merasa ditolak. Tetapi, ini bukan alasan untuk kehilangan harga diri.

Kenyataan bahwa anda tidak “cocok” bagi dia tidak berarti bahwa anda pasti tidak cocok bagi orang lain!

Usahakanlah untuk memandang percintaan yang telah gagal tersebut dengan kepala dingin. Pemutusan mungkin saja membuat anda lebih melihat hal-hal yang mengganggu mengenai diri pacar anda—tidak matang secara emosi, tidak berpendirian tetap, kaku, tidak toleran, kurang tenggang rasa terhadap perasaan anda. Sifat-sifat ini tentu tidak diinginkan pada diri seorang teman hidup.

Bagaimana jika pemutusan hanya dilakukan sepihak dan anda yakin bahwa sebenarnya perkawinan dapat sukses?

Tentu anda berhak memberi tahu orang tersebut bagaimana perasaan anda. Mungkin yang terjadi hanya kesalahpahaman. Tidak banyak yang dapat dicapai dengan kata-kata yang kasar dan penuh emosi.

Dan jika ia berkeras memutuskan hubungan, anda tak perlu merendahkan diri sendiri dengan menangis memohon kasih sayang seseorang yang jelas tidak memiliki perasaan yang sama terhadap anda. Salomo mengatakan ada “waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi.”— Pengkhotbah 3:6.

Bagaimana jika ada alasan kuat untuk mencurigai bahwa anda telah dipermainkan oleh seseorang yang tak pernah berniat tulus untuk menikah pada mulanya? Anda tak perlu mencari jalan untuk membalas dendam.

Yakinlah bahwa kelicikannya tidak akan luput dari perhatian Allah. Firman-Nya berkata: “Orang yang kejam menyiksa badannya sendiri.”—Amsal 11:17; bandingkan Amsal 6:12-15.

Sewaktu-waktu mungkin anda masih diganggu oleh rasa kesepian atau kenangan yang menggugah perasaan. Jika demikian, tidak ada salahnya untuk menangis. Menyibukkan diri juga berfaedah, barangkali dalam suatu kegiatan fisik atau pelayanan Kristen. (Amsal 18:1) Pusatkan pikiran anda pada hal-hal yang mendatangkan sukacita dan membina. (Filipi 4:8) Ungkapkanlah perasaan anda kepada seorang teman akrab. (Amsal 18:24) Orang-tua anda mungkin juga dapat memberikan penghiburan yang besar, sekalipun anda merasa sudah cukup dewasa untuk berdiri sendiri. (Amsal 23:22) Dan yang terpenting, ungkapkanlah perasaan anda kepada TUHAN.

Mungkin anda sekarang menyadari perlunya memperbaiki segi-segi tertentu dalam kepribadian anda. Pandangan anda tentang apa yang anda inginkan pada diri teman hidup mungkin menjadi lebih terang. Dan setelah pernah mencintai dan kehilangan, mungkin anda bertekad untuk sedikit lebih bijaksana bila berpacaran seandainya seseorang yang diinginkan datang sekali lagi —kemungkinan itu bisa lebih besar daripada yang anda duga.

Sumber:
Menara Pengawal
[Memberitakan Kerajaan Yehuwa]

[]
Keterangan Gambar:
Google Pic

Tidak ada komentar:

Posting Komentar