Sabtu, 31 Agustus 2013

Saat

Saat aku tidak paham maksud Tuhan, aku memilih percaya.

Saat aku tertekan oleh kekecewaan, aku memilih bersyukur.

Saat rencana hidupku berantakan, aku memilih berserah.

Saat putus asa melingkupiku, aku memilih tetap maju.

Apapun yang terjadi saat ini, tetaplah PERCAYA, BERSYUKUR, BERSERAH dan MAJU DALAM IMAN karena Tuhan sedang merajut yang TERBAIK buat kita.

JESUS ♥ YOU

Jumat, 30 Agustus 2013

Jangan Menyerah

Hari itu Lisa baru saja pulang dari sekolah. Jarak dari sekolah ke rumahnya hanya sekitar 1 jam dengan berjalan kaki, walaupun sebenarnya ada angkot yang bisa membawanya langsung ke rumah hanya dalam waktu 15 menit. Tapi memang terkadang Lisa senang untuk berjalan kaki pulang ke rumah. Apalagi kalau sedang memikirkan sesuatu, saat berjalan kaki itulah yang sering dipakainya untuk merenung, sekaligus memanjatkan doa di hadapan Tuhan (tentu saja Lisa tidak berjalan sambil memejamkan mata).

Ditambah lagi sebagai anak kos, dengan uang bulanan yang sangat pas-pasan, hari itu memang keuangan Lisa sedang pas-pasan. Jadi mau tak mau Lisa pun memutuskan untuk pulang berjalan kaki. Dalam perjalanan itu, sambil melihat mobil yang lalu-lalang, tanpa terasa setengah jam sudah berlalu. Dan kelelahan mulai mendera diri Lisa.

Ingin rasanya Lisa beristirahat di pinggir jalan sekedar melepas lelah, tapi perutnya ternyata tidak bisa diajak kompromi. Lisa memang belum makan siang hari itu. Jadi serba salahlah waktu itu. Mau beristirahat, perut Lisa kelaparan. Tapi meneruskan langkah pun rasanya kakinya sudah berat sekali. Apalagi jalur jalan kaki dan jalur angkot itu beda, sehingga di jalan yang Lisa lalui tak ada angkot yang bisa dinaikinya untuk bisa sampai langsung ke rumah.

Dalam kelelahannya, Lisa berseru kepada Tuhan, “Tuhan, aku capek! Aku lelah… mana lapar lagi…” Lalu dengan lembut, Tuhan hanya menjawab, “AnakKu, setiap langkahmu itu berarti. Satu langkah yang kamu ambil membuatmu lebih dekat satu langkah dari rumah.”

Lisa pun langsung termenung mendengar suara lembut itu. Benar juga, kalau dia beristirahat sekarang, semakin lama waktu yang dibutuhkannya untuk sampai di rumah. Akhirnya, Lisa pun memutuskan untuk meneruskan langkah walaupun berat. Dan sepertinya, sepanjang sisa perjalanan itu, Tuhan terus menyemangati dirinya dan berkata, “Ayo anakKu, satu langkah lagi! Satu langkah lagi!!!” Dengan semangat Lisa pun terus melangkah dan akhirnya bisa tiba di rumah walaupun dengan susah payah.

Kisah ini sederhana namun mengandung makna yang sangat dalam. Di dalam hidup ini, sepanjang kita mempunyai tujuan, tetaplah bertekad untuk terus melangkah maju apapun yang terjadi. Sesulit apa pun jalan yang harus ditempuh, seberat apapun masalah yang sedang dihadapi, sepanjang kita terus melangkah maju, kita akan selangkah lebih dekat dengan tujuan, dan KITA TIDAK BOLEH MENYERAH!!!

Tuhan Selalu Tepat Waktu

Waktu saya kuliah di London dulu, seorang dosen memberi tugas membaca novel Gabriel Garcia Marquez berjudul “A Hundred Years of Solitude” (Seratus Tahun Kesendirian). Novel ini adalah mahakarya sastra modern, tapi ketika saya membacanya, saya tidak mengerti mengapa plot yang suram (banyak kematian, perang, cinta tak sampai) dan tokoh-tokoh depresif bisa dianggap sebagai mahakarya. Saya membaca sambil minum cokelat panas di café dan waktu itu sedang musim semi. Pikiran saya penuh rencana untuk bersenang-senang. Benar-benar tidak pas membaca “Seratus Tahun Kesendirian” di hari secerah ini! Akhirnya kurang dari seperempat buku, saya menyerah. Saya pergi makan es krim dan jalan-jalan. Ini baru pas!

Saya tidak menyelesaikan membaca novel itu. Sampai lima tahun kemudian. Awal tahun lalu saya menemukan buku itu di tumpukan dan memutuskan untuk membacanya lagi. Ternyata ceritanya luar biasa menarik sehingga saya menyelesaikannya dalam waktu 1 hari. Bagaimana mungkin dulu saya tidak ingin membacanya sampai selesai, pikir saya heran. Buku yang sama, saya yang berbeda. Mau bagaimana pun berbuih-buihnya dosen saya dulu mempromosikan buku itu, saya tidak bergeming. Baru setelah 5 tahun belajar bahwa hidup bukan hanya terdiri dari musim semi, es krim, dan jalan-jalan, saya mengerti dan siap mengapresiasi mahakarya Marquez.

Sesuatu yang baik tidak banyak gunanya jika diberikan pada saat yang tidak tepat. Tuhan tahu persis hal itu. Apakah Anda sedang berdoa memohon sesuatu yang baik (kelancaran usaha, promosi, kenaikan gaji, dan lainnya) tapi Tuhan menyuruh Anda menunggu? Bersabarlah karena Tuhan tahu kapan Anda siap untuk menerima pemberianNya yang terbaik.

Tuhan memberi sesuatu yang tepat pada saat yang tepat. Bersabarlah. Amin.

Keajaiban Cinta

Kisah ini terjadi di Beijing, China. Seorang gadis bernama Yo Yi Mei memiliki cinta terpendam terhadap teman karibnya di masa sekolah, namun ia tidak pernah mengungkapkannya, ia hanya selalu menyimpan di dalam hati dan berharap temannya bisa mengetahuinya sendiri. Tapi sayang temannya tak pernah mengetahuinya, hanya menganggapnya sebagai sahabat, tak lebih.

Suatu hari Yo Yi Mei mendengar bahwa sahabatnya akan segera menikah. Hatinya sesak, tapi ia tersenyum dan berkata, “Aku harap kau bahagia.” Sepanjang hari Yo Yi Mei bersedih, ia menjadi tidak ada semangat hidup, tapi dia selalu mendoakan kebahagiaan sahabatnya.

12 Juli 1994 sahabatnya memberikan contoh undangan pernikahan yang akan segera dicetak kepada Yi Mei. Ia berharap Yi Mei akan datang. Sahabatnya melihat Yi Mei yang menjadi sangat kurus dan tidak ceria, lalu ia bertanya, “Apa yang terjadi denganmu? Kau ada masalah?” Yi Mei tersenyum semanis mungkin. “Kau salah lihat, aku tak punya masalah apa-apa. Wah… contoh undanganya bagus, tapi aku lebih setuju jika kau pilih warna merah muda, lebih lembut.” Ia mengomentari rencana undangan sahabatnya tesebut. Sahabatnya tersenyum, “Oh ya, ummm aku akan menggantinya, terima kasih atas sarannya Mei, aku harus pergi menemui calon istriku. Hari ini kami ada rencana melihat-lihat perabotan rumah. Dahh!” Yi Mei tersenyum, melambaikan tangan, hatinya yang sakit.

18 Juli 1994 Yi Mei terbaring di rumah sakit, ia mengalami koma. Yi Mei mengidap kanker darah stadium akhir. Kecil harapan Yi Mei untuk hidup, semua organnya yang berfungsi hanya pendengaran, dan otaknya, yang lain bisa dikatakan “mati” dan semuanya memiliki alat bantu, hanya mujizat yang bisa menyembuhkannya. Sahabatnya setiap hari menjenguknya, menunggunya, bahkan ia menunda pernikahannya. Baginya Yi Mei adalah tamu penting dalam pernikahannya. Keluaga Yi Mei sendiri setuju memberikan “suntik mati” untuk Yi Mei karena tak tahan melihat penderitaan Yi Mei.

10 Desember 1994 Semua keluarga setuju besok 11 Desember 1994 Yi Mei akan disuntik mati dan semua sudah ikhlas, hanya sahabat Yi Mei yang mohon diberi kesempatan berbicara yang terakhir. Sahabatnya menatap Yi Mei yang dulu selalu bersama. Ia mendekat berbisik di telinga Yi Mei, “Mei, apa kau ingat waktu kita mencari belalang, menangkap kupu-kupu? Kau tahu, aku tak pernah lupa hal itu, dan apa kau ingat waktu di sekolah waktu kita dihukum bersama gara-gara kita datang terlambat, kita langganan kena hukum ya?

“Apa kau ingat juga waktu aku mengejekmu? Kau terjatuh di lumpur saat kau ikut lomba lari, kau marah dan mendorongku hingga aku pun kotor. Apakah kau ingat aku selalu mengerjakan PR di rumahmu? Aku tak pernah melupakan hal itu…

“Mei, aku ingin kau sembuh, aku ingin kau bisa tersenyum seperti dulu, aku sangat suka lesung pipitmu yang manis, kau tega meninggalkan sahabatmu ini?” Tanpa sadar sahabat Yi Mei menangis, air matanya menetes membasahi wajah Yi Mei.

“Mei, kau tahu, kau sangat berarti untukku, aku tak setuju kau disuntik mati, rasanya aku ingin membawamu kabur dari rumah sakit ini, aku ingin kau hidup, kau tahu kenapa? Karena aku sangat mencintaimu, aku takut mengungkapkan padamu, takut kau menolakku.

“Meskipun aku tahu kau tidak mencintaiku, aku tetap ingin kau hidup, aku ingin kau hidup, Mei, tolonglah, dengarkan aku Mei… bangunlah!!” Sahabatnya menangis, ia menggengam kuat tangan Yi Mei. “Aku selalu berdoa Mei, aku harap Tuhan berikan keajaiban buatku, Yi Mei sembuh, sembuh total. Aku percaya, bahkan kau tahu? Aku puasa agar doaku semakin didengar Tuhan.

“Mei, aku tak kuat besok melihat pemakamanmu, kau jahat!! Kau sudah tak mencintaiku, sekarang kau mau pergi, aku sangat mencintaimu… Aku menikah hanya ingin membuat dirimu tidak lagi dibayang-bayangi diriku sehingga kau bisa mencari pria yang selalu kau impikan, hanya itu Mei…

“Seandainya saja kau bilang kau mencintaiku, aku akan membatalkan pernikahanku. Aku tak peduli… tapi itu tak mungkin, kau bahkan mau pergi dariku sebagai sahabat.”

Sahabat Yi Mei mengecup pelan dahi Yi Mei, ia berbisik, “Aku sayang kamu, aku mencintaimu,” suaranya terdengar parau karena tangisan. Dan apa yang terjadi? It’s amazing!! 7 jam setelah itu dokter menemukan tanda-tanda kehidupan dalam diri Yi Mei, jari tangan Yi Mei bisa bergerak, jantungnya, paru-parunya, organ tubuhnya bekerja, sungguh sebuah keajaiban!! Pihak medis menghubungi keluarga Yi Mei dan memberitahukan keajaiban yang terjadi. Dan sebuah mujizat lagi, masa koma lewat, pada tgl 11 Desember 1994.

14 Desember 1994, saat Yi Mei bisa membuka mata dan berbicara, sahabatnya ada di sana, ia memeluk Yi Mei menangis bahagia, dokter sangat kagum akan keajaiban yang terjadi. “Aku senang kau bisa bangun, kau sahabatku yang terbaik,” sahabatnya memeluk erat Yi Mei.

Yi Mei tersenyum, “Kau yang memintaku bangun, kau bilang kau mencintaiku, tahukah kau aku selalu mendengar kata-kata itu, aku berpikir aku harus berjuang untuk hidup. Lei, aku mohon jangan tinggalkan aku ya, aku sangat mencintaimu.” Lei memeluk Yi Mei, “Aku sangat mencintaimu juga.”

17 Februari 1995 Yi Mei dan Lei menikah, hidup bahagia dan sampai dengan saat ini pasangan ini memiliki 1 orang anak laki-laki yang telah berusia 14 tahun. Kisah ini sempat menggemparkan Beijing.

Apa hikmah dari cerita ini?

KOMUNIKASI dan ASUMSI. Betapa banyak orang menderita hidupnya hanya karena dua hal ini, salah ASUMSI dan salah KOMUNIKASI.

Katakanlah sejujurnya sebelum semuanya terlambat!!

Kamis, 29 Agustus 2013

BERTANYA TENTANG CINTA....???

" GAK BACA, NYESEL DEH "

Aku bertanya pada alam semesta tentang arti “CINTA”, lalu satu demi satu mereka menjawab…

Bumi menjawab :
“CINTA adalah hamparan tempat tumbuh segala bahagia dan harapan akan itu. Ia memang diinjak dan dihinakan, tetapi ia tak peduli. Pikir Cinta hanya memberi, dan itu sajalah inginnya.”

Air menjawab :
“CINTA adalah hujan yang menumbuhkan benih-benih rasa kesukaan, kerelaan akan keterikatan, kerinduan dan kesenduan, atau samudera kasih yang luas sebagai naungan segala perasaan.

Api menjawab :
“CINTA adalah panas yang membakar segala, ia memusnahkan untuk dapat hidupdan menyala. Demi merasakannya, makhluk rela terbakar dalam amarah dan kedurhakaan.”

Angin menjawab :
“CINTA adalah hembusan yang menebar sayang tanpa tahu siapa tujuannya. Orang bilang ia buta, sebab itu inginnya. Ia tak terlihat, tapi tanpanya segala raga akan hampa.”

Langit menjawab :
“CINTA adalah luasan tanpa batas.Luasnya tiada makhluk yang tahu. Kecuali bahwa cinta itu bahagia yang biru, atau derita kelam yang kelabu

Matahari menjawab :
“CINTA adalah hidup untuk memberi energi kehidupan dan cahaya harapan. Ia tak akan lelah memberi sampai ia padam dan mati.”

Pohon menjawab :
“CINTA adalah akar yang menopang segalanya. Ia tulus hingga tak perlu terlihat dan dikenal. Tapi ia terus memberi agar batang bahagia tetap kokohabadi, berbuah dan berbunga indah.”

Gunung menjawab :
“CINTA adalah rasa yang menjulang tinggi. Rasa itu demikian tenang dan menyejukkan. Namun saat gundah, Ia akan meleburkan sekelilingnya dengan lautan lava cemburu yang membara.”

Lalu, Aku bertanya pada CINTA :
“Wahai CINTA, apakah sebenarnya arti dirimu??”

CINTA menjawab :
“CINTA adalah engkau patuh terhadap-Nya, meski kau tak melihat-Nya. Engkau tidak mencium-Nya atau meraba-Nya, tapi engkau patuh karena engkaumerasa akan hadir-Nya. Sebab CINTA bukan indera, tapi adalah rasa.”

“CINTA adalah engkau takut akan amarah-Nya, dan takut jika Ia meninggalkanmu. Takut jika Ia tak menyukaimu lagi. Lalu engkaumencari-cari alasan untuk selalu dekat dengannya, bahkan jika engkau harus menderita, atau yang lebih mengerikan dari itu.”

“CINTA adalah engkau menyimpan segala harapan pada-Nya dan tidak pada yang lain. Engkau tidak mendua dalam harapan, dan demikian selamanya. Cinta adalah engkau setia menjadi budak-Nya, yang engkau hidup untuk-Nya dan mati untuk kesukaan-Nya akan dirimu, hidup dan mati untuk Dia. Engkau berusaha sekerasnya agar engkau diakui, hanya sebagai budak, sebagai hamba.”

“Diatas segalanya, CINTA adalah engkau merasa kasih sayang yang tunggal yang tidak engkau berikan pada yang lain, selain pada-Nya. Engkau rindu akan hadir-Nya dan melihat-Nya. Engkau suka apa yang Ia sukai dan benci apa yang Ia benci, engkau merasakan segala ada pada-Nya dan segala atas nama-Nya.”

Aku lantas bertanya pada CINTA :
“Bisakah aku merasakannya?”

Sambil berlaru CINTA menjawab :
“Selama engkau mengetahui hakikat penciptaanmu dan bersyukur dengan apa yang Dia beri, maka itu semua akan kau rasakan, percayalah padaku tambahnya....”

Aku pun Berteriak, “Wahai KAU SANG MAHA PECINTA terimalah cintaku yang sederhana ini, izinkanlah aku merasakan cintaMu yang Maha Indah…”

Buat yang udah baca, Jangan lupa Klik Suka dan Bagikan ya Sobat..

Tuhan Yesus Memberkati.

Mundur Untuk Melompat Lebih Tinggi

Suatu hari seorang murid dan guru berjalan menuruni gunung menuju ke kota. Di dalam perjalanan mereka bertemu anak sungai yang aliran airnya tidak terlalu deras. Saat itu sang guru melangkahi sungai tersebut dengan sangat mudah, walaupun sungai tersebut cukup lebar.

Sang murid melihat gurunya dengan sangat kagum dan sang guru memintanya untuk mengikuti langkahnya. Sang murid merasa ia tidak mampu melangkahi sungai tersebut hanya dengan satu langkah lebar, maka murid tersebut berjalan mundur dua langkah dan berlari kecil melompati sungai tersebut…hap, sungai itu berhasil dilalui.

Semakin jauh perjalanan mereka, rintangan yang dihadapi pun semakin berat. Sang murid mengikuti gurunya di belakang dengan sangat hati-hati.

Tibalah mereka di sebuah jurang yang cukup terjal, namun tidak terlalu lebar. Di ujung jurang tersebut sang guru melangkahkan kaki dengan yakin dan langkah pasti yang lebar. Sang guru berhasil melangkahkan kakinya di seberang jurang. Sang murid yang melihatnya sangat terkejut, sang guru pun berkata, “Ayo, melangkahlah menuju sisi jurang ini, lebar jurang ini sama seperti sungai yang kita lalui sebelumnya!”

Sang murid, yang melihat gurunya di seberang jurang menunjukkan sebuah raut keraguan di wajahnya. Dengan seksama ia perhatikan lebar jurang tersebut, kedalamannya dan melihat ke belakang.

Dengan penuh kepastian ia mengambil lima langkah mundur dan bersiap menyeberangi jurang tersebut dengan berlari dan meloncat sepenuh tenaga, dan sekali lagi perhitungannya tepat. Sang murid berhasil menyeberangi jurang tersebut berkat kecerdikannya.

Sesampainya di seberang jurang, sang guru mengelus lembut kepala muridnya sambil berkata, “Wahai muridku, tahukah engkau apa yang membedakan loncatanmu saat di sungai dan di tepi jurang? Walaupun dengan lebar yang sama, namun kau dapat melihat rintangan yang berbeda dari kedua hal tersebut, karena itu kau mengambil langkah mundur yang lebih banyak saat loncat di tepi jurang untuk memastikan keselamatanmu.”

Begitu juga dengan kehidupan, saat tantangan hidup di depanmu lebih besar, kau harus melangkah mundur sedikit lebih banyak agar kita mampu mengatasi segala kemungkinan yang ada dan meloncat lebih tinggi.

Saat kau mengalami suatu kemunduran dalam hidupmu, entah itu kegagalan, jatuh, dikhianati, mungkin itulah langkah mundurmu agar dapat melompat lebih tinggi dan meraih setiap kesuksesanmu.

Rabu, 28 Agustus 2013

Roh Kudus

Terkadang lidah kita terasa kelu untuk mengungkapkan semua beban hidup. Terlalu berat persoalan yang kita alami.

Kadang kita hanya bisa menangis tanpa bisa berbicara apapun. Atau  bahkan kita bisa berbicara tetapi tidak ada yang sanggup mengerti bahkan menolak untuk berada di samping kita di kala kita susah.

Tetapi ingatlah, bahwa Allah Roh Kudus bersama kita. Dialah yang akan menolong kita untuk berdoa, sekalipun kerap kali kita tidak tahu apa yang harus kita ucapkan.

Roh Kudus akan membawa kita ke khadirat-Nya, dan menolong kita melihat  semua hal yang ada dalam hidup kita, dari tempat Allah melihatnya.

Di dalam doa, Dia menolong kita melihat indahnya lika-liku hidup kita  bersama Allah. Di tempat Allah melihat, kita mendapati bahwa jika kita  bersama-Nya, itu sudah cukup.

* Roma 8:26,
tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.

Selasa, 27 Agustus 2013

Berfokuslah Pada Kelebihan Kita

“Anak-anak, coba tuliskan tiga kelebihanmu,” kata seorang pastor yang hari itu menjadi pembimbing retreat bagi anak-anak sekolah dasar. Menit demi menit berlalu namun anak-anak itu seakan masih bingung.

Dengan setengah berakting, sang pastor kemudian bersuara keras, “Ayo, tuliskan! Kalau tidak, kertasmu saya sobek loh.” Anak-anak manis itu seketika menjadi salah tingkah.

Beberapa di antara mereka, memang tampak mulai menulis. Salah satu di antara mereka menulis di atas kertas, “Kadang-kadang nurutin kata ibu. Kadang-kadang bantu ibu. Kadang-kadang nyuapin adik makan.”

Penuh rasa penasaran, sang pastor bertanya kepadanya, “Kenapa tulisnya kadang-kadang?” Dengan wajah penuh keluguan, sang bocah hanya berkata, “Memang cuma kadang-kadang, pastor.”

Ketika semua anak telah menuliskan kelebihan dirinya, sang pastor kemudian melanjutkan instruksi berikutnya, “Sekarang anak-anak, coba tuliskan tiga kelemahanmu atau hal-hal yang buruk dalam dirimu.” Seketika ruangan kelas menjadi gaduh. Anak-anak tampak bersemangat. Salah satu dari mereka angkat tangan dan bertanya, “Tiga saja, pastor?” “Ya, tiga saja!” jawab pastor. Anak tadi langsung menyambung, “Pastor, jangankan tiga, sepuluh juga bisa!”

Apa pelajaran yang bisa kita petik dari cerita sederhana itu? Kita menangkap setidaknya ada beberapa hal penting yang bisa kita pelajari. Salah satunya, kita sering tidak menyadari apa kelebihan diri kita karena lingkungan dan orang di sekitar kita jauh lebih sering mengkomunikasikan kepada kita kejelekan dan kekurangan kita.

Baru-baru ini, kita menyaksikan di sebuah televisi swasta pertunjukkan seni dari para penyandang cacat, sangat mengarukan. Ada orang buta yang begitu piawai bermain piano atau kecapi. Pria tanpa lengan dan wanita muda yang tuli dapat menari dengan begitu indahnya. “Luar biasa, dia bisa menari dengan penuh penghayatan. Yang membuat heran, dia kan tuli tapi kok bisa mengikuti irama lagu dengan sangat tepat?”

Seorang pria buta yang bernyanyi dengan nada merdu sempat berkata, “Saudaraku, saya memiliki dua mata seperti Anda. Namun yang ada di depan saya hanyalah kegelapan. Ibu saya mengatakan saya bisa bernyanyi, dan ia memberi saya semangat untuk bernyanyi.” Benarlah apa yang dikatakan Alexander Graham Bell, “Setelah satu pintu tertutup, pintu lainnya terbuka; tetapi kerap kali kita terlalu lama memandangi dan menyesali pintu yang telah tertutup sehingga kita tidak melihat pintu yang telah dibuka untuk kita.”

Fokuskan perhatian pada kelebihan kita dan bukan kelemahan kita.

Senin, 26 Agustus 2013

Hati Yang Sempurna

Pada suatu hari, seorang pemuda berdiri di tengah kota dan menyatakan bahwa dialah pemilik hati yang terindah yang ada di kota itu. Banyak orang kemudian berkumpul dan mereka semua mengagumi hati pemuda itu, karena memang benar-benar sempurna. Tidak ada satu cacat atau goresan sedikit pun di hati pemuda itu.

Pemuda itu sangat bangga dan mulai menyombongkan hatinya yang indah. Tiba-tiba, seorang lelaki tua menyeruak dari kerumunan, tampil ke depan dan berkata, “Mengapa hatimu masih belum seindah hatiku?”

Kerumunan orang-orang dan pemuda itu melihat pada hati pak tua itu. Hati pak tua itu berdegup dengan kuatnya, namun penuh dengan bekas luka, dimana ada bekas potongan hati yang diambil dan ada potongan lain yang ditempatkan di situ, namun tidak benar-benar pas dan ada sisi-sisi potongan yang tidak rata. Bahkan, ada bagian-bagian yang berlubang karena dicungkil dan tidak ditutup kembali. Orang-orang itu tercengang dan berpikir, bagaimana mungkin pak tua itu mengatakan bahwa hatinya lebih indah?

Pemuda itu melihat kepada pak tua itu, memperhatikan hati yang dimilikinya dan tertawa, “Anda pasti bercanda, pak tua,” katanya, “bandingkan hatimu dengan hatiku, hatiku sangatlah sempurna sedangkan hatimu tak lebih dari kumpulan bekas luka dan cabikan.”

“Ya,” kata pak tua itu, “hatimu kelihatan sangat sempurna meski demikian aku tak akan menukar hatiku dengan hatimu. Lihatlah, setiap bekas luka ini adalah tanda dari orang-orang yang kepadanya kuberikan kasihku, aku menyobek sebagian dari hatiku untuk kuberikan kepada mereka, dan seringkali mereka juga memberikan sesobek hati mereka untuk menutup kembali sobekan yang kuberikan. Namun karena setiap sobekan itu tidaklah sama, ada bagian-bagian yang kasar, yang sangat aku hargai, karena itu mengingatkanku akan cinta kasih yang telah bersama-sama kami bagikan. Ada kalanya, aku memberikan potongan hatiku begitu saja dan orang yang kuberi itu tidak membalas dengan memberikan potongan hatinya. Hal itulah yang meninggalkan lubang-lubang sobekan – - memberikan cinta kasih adalah suatu kesempatan. Meskipun bekas cabikan itu menyakitkan, mereka tetap terbuka, hal itu mengingatkanku akan cinta kasihku pada orang-orang itu, dan aku berharap, suatu ketika nanti mereka akan kembali dan mengisi lubang-lubang itu. Sekarang, tahukah engkau keindahan hati yang sesungguhnya itu?”

Pemuda itu berdiri membisu dan air mata mulai mengalir di pipinya. Dia berjalan ke arah pak tua itu, menggapai hatinya yang begitu muda dan indah, dan merobeknya sepotong. Pemuda itu memberikan robekan hatinya kepada pak tua dengan tangan-tangan yang gemetar. Pak tua itu menerima pemberian itu, menaruhnya di hatinya dan kemudian mengambil sesobek dari hatinya yang sudah amat tua dan penuh luka, kemudian menempatkannya untuk menutup luka di hati pemuda itu. Sobekan itu pas, tetapi tidak sempurna, karena ada sisi-sisi yang tidak sama rata. Pemuda itu melihat ke dalam hatinya, yang tidak lagi sempurna, tetapi kini lebih indah dari sebelumnya, karena cinta kasih dari pak tua itu telah mengalir ke dalamnya. Mereka berdua kemudian berpelukan dan berjalan beriringan.

Minggu, 25 Agustus 2013

Kesaksian: Nenek Susah Mati Karena Ilmu Hitam

Shalom saudara-saudariku seiman, salam sejahtera bagimu sekalian.

Namaku Matius tinggal di Bekasi. Ini bercerita tentang nenek dari calon isteriku yang sebelumnya orang Muslim yang telah berusia 130 tahun namun belum kunjung mati sebaliknya ia terus mendera derita karena nampaknya kematian pun menolak dirinya, seorang penganut ilmu hitam.

Dihari tuanya dia sangat tersiksa karena kematian pun tidak mau menerimanya. Namun satu hal aneh yang disaksikan warga kepadaku setiap Bulan Purnama nenek tersebut terlihat cerah di wajahnya tetapi kalo lewat bulan purnama ia terlihat seperti mayat. Warga kampung Ponjong – Gunung Kidul udah mencoba memanggil Dukun-Dukun, Paranormal, Haji- kyai, Ustad, Pendeta dan orang Kristen, dan banyak lagi tapi nenek tersebut tidak juga meninggal ataupun sembuh. Padahal pihak keluarga sudah merelakan akan kematiannya daripada ia tersiksa dengan kondisinya.

Tetapi Pagi itu tepat pada hari Minggu tgl 02 September 2012 jam 09.20 WIB. Anak kandung salah satu dari nenek itu datang menjumpai kami. Orang itu meminta agar kami menemui dulu Nenek. Saat itu ada aku,calon Istriku, dan temanku bernama Hanafih (ia orang muslim). Kami sedang menunggu mobil yang akan mengantarkan kami ke Wonogiri-Batu Retno, lalu kami datang ke rumah Nenek.

Setiba di rumah nenek ada banyak orang yang hadir di situ. Calon istriku menangis ketika melihat kondisi nenek yang sangat kritis dan temanku Hanafih membaca surat Yasin menurut ajarannya. Pada saat temanku membaca surat Yasin tidak ada respon/tanda apapun dari nenek yang sudah tidak dapat bergerak tubuhnya itu.

Dari sejak masuk ke dalam rumahnya aku hanya memandangi nenek itu lalu ketika temanku selesai baca Yasin, aku minta untuk diambilkan minyak oleh calon istriku itu dan aku bicara kepada orang-orang yang hadir di situ itu meminta izin untuk dapat mendoakan di dalam Nama YESUS KRISTUS buat nenek itu. Karena hanya aku dan calon istriku yang sudah menjadi Orang Percaya di situ sedangkan yang lainnya beragama Muslim.

Izin pun diberikan oleh mereka. Ketika itu aku langsung ambil sikap berdoa dengan berlutut dan menangis dihadapan Tuhan Yesus. Ketika aku berdoa dan menumpangkan tangan ke atas tubuh nenek itu aku melihat ilmu hitam yang dipegang oleh nenek berupa Jin berbentuk Harimau, Ular, Nyi Roro Kidul,dan segala roh-roh jahat menatap marah kearahku. Kemudian aku hendak muntah karena merasa sakit perut dan mual-mual. Wajahku terlihat pucat oleh orang-orang yang hadir disana namun itu tidak membuat ak berhenti berdoa. Dan dengan suara keras aku berdoa: aku patahkan segala kutuk, keterikatan iblis, belenggu-belenggu dosa dan segala Kuasa Iblis beserta pengikut-pengikutnya, roh-roh jahat aku hancurkan dalam NAMA TUHAN YESUS KRISTUS.

Nenek itu seketika itu juga bergetar tubuhnya. Kemudian aku terus berdoa lalu berhubung mobil yang hendak mengantarkan kami ke Wonogiri-batu retno telah menunggu lama maka aku putuskan untuk berhenti berdoa. Kemudian kami meninggalkan tempat itu menuju wonogiri, namun sepanjang perjalanan aku terus saja berdoa agar mujizat terjadi dan nama Yesus ditinggikan.

Setibanya di Wonogiri kami bertiga ke Warnet dan aku menuliskan yang ada dalam pikiranku yang berhubungan dengan nenek itu, ke Facebook-ku.

Pada pukul 01.00 WIB Kami ditelepon oleh orang-orang di Gunung Kidul tetapi tidak kami angkat karena kami sudah tertidur pulas. Pada waktu pagi kami membaca pesan masuk dari keluarga calon istriku di G. Kidul bahwa nenek SOMO telah meninggal hari minggu tgl 2 September 2012 jam 22.00 WIB. Saat itu aku langsung menelpon untuk memastikan kebenarannya dan ternyata benar bahwa Nenek itu telah meninggal.

Keluarga di G. Kidul bercerita kepada kami ketika nenek itu meninggal datang seseorang yang berpakaian seperti Ulama ke rumah nenek untuk menyampaikan pesan bahwa ia telah menemui cucunya di Purworejo dan cucunya memberikan kabar ke Kyai itu untuk memberi kabar bahwa nenek itu meninggal berkat DOA ORANG KRISTEN.

Lalu ditanyai oleh Kyai kepada keluarga nenek itu apakah ada orang Kristen yang datang kemari? Mereka membenarkan bahwa tadi pagi ada orang Kristen yang datang mendoakan. dan Kyai itu bilang karena doanya orang Kristen itu nenek SOMO dimudahkan kepergiannya.

Hanya itu pesan yang disampaikan oleh Kyai itu kepada mereka. Mendengar kabar itu aku langsung berteriak,

"Terpujilah TUHAN kita. Allah kita Dahsyat. Yesus Engkau Ajaib. Biarlah Nama-MU ditinggikan Dibumi.  Halelu-YAH."

Sabtu, 24 Agustus 2013

Rahasia Sukses

Di sebuah Chinese restaurant, Martyn Frost memegang dan mengelus elus sebuah patung Bebek keberuntungan, yang konon bisa membawa rejeki. Malamnya dia membeli lotre, dan besoknya memenangkan hampir satu juta pounsterling (kira-kira 15 miliar rupiah). Semua orang menyelamatinya dan banyak yang terkagum kagum dengan saktinya si patung Bebek tersebut.

Tidak bisa dibuktikan apakah Frost memenangkan lotre karena memegang patung bebek atau tidak.

Hal-hal yang tidak mudah dibuktikan, sering kita percayai sesuai dengan keyakinan dan kepercayaan kita sendiri. Anda dan saya, secara rasional, pasti yakin sang bebek tidak menyebabkan kemenangan lotre tersebut. “Post Hoc Fallacies”, kesalahan cara berpikir yang menganggap bahwa sesuatu yang terjadi kemudian diakibatkan karena sesuatu yang sebelumnya, walaupun kadang kedua hal itu tidak berhubungan.

Bilamana sudah tiga kali terjadi, setiap anda mengusap-usap hidung anda sambil bilang, sim sala bim, dan hujan turun, maka anda akan percaya hal itu, dan pada saat kemudian anda akan yakin bahwa mengusap hidung sambil mengucap mantra sim sala bim, adalah jalan untuk membuat hujan turun. Walaupun sebenarnya ketiga kali terjadinya hal itu hanya kebetulan, dan tidak akan terjadi pada keempat kalinya lagi.

Kita sering berpikir bahwa dua kejadian adalah sebab akibat, karena otak kita selalu berusaha menghubungkan dan merasionalkan beberapa kejadian. Hal ini sering membawa kita pada kepercayaan akan “ajimat”, hoki, ataupun sebuah kejadian (misalkan mimpi digigit ular), dan sebaliknya sering menyalahkan sesuatu kalau ada yang negatif (berjalan di bawah tangga, lantai 13), sebuah pencarian kambing-kambing berwarna hitam.

Kita mengambil kesimpulan dengan tiga hal: Heart (Hati, emosi), Head (Kepala, otak, rasional), Gut (Nyali, keyakinan). Ketika kita tidak mampu memakai otak rasional kita, maka kita akan bergeser memakai emosi ataupun nyali kita.

Sering orang menanyakan pada saya, “Pak, apa rahasianya supaya kita bisa sukses?” Yang sering membuat saya tersenyum, sepertinya saya bisa menjawab dengan “Peganglah bebek keberuntungan itu” atau “Belilah Lotre” atau “Carilah pohon sakti di puncak gunung, duduk dan berdoalah di sana meminta suksesmu.” Rahasia sukses adalah: “Tidak ada rahasia sukses”.

Pada buku “Outliers”, Galdwell mencoba memudahkan kesuksesan dengan dua hal: Kerja keras melatih keahlian kita secara terus-menerus, memperbaiki kemampuan kita supaya jadi ahli, minimal dengan 10.000 jam. Dan mencari kesempatan yang menguntungkan secara terus-menerus. Singkatnya, kerja keras yang benar, dan pemanfaatan kesempatan.

Tetapi kalau kita mau lebih rasional, kedua hal itu saja tidaklah cukup. Selalu banyak elemen yang harus tepat, untuk seseorang mencapai kesuksesan. Keahlian khusus, kesempatan, passion, kesesuaian kerjanya dengan trend, network yang dimiliki, softskill, timing, detail tindakan, dan seterusnya. Ada begitu banyak hal yang harus dilakukan dengan benar, dan ada begitu banyak elemen lainnya juga dari luar yang “pas” untuk sukses.

Yang dapat kita kerjakan adalah melakukan yang terbaik pada pekerjaan yang kita sukai, jeli dalam mencari kesempatan yang ada, dan selalu memperbaiki diri dan belajar tanpa henti. Mulai dari hal yang kecil, bangun kesuksesan atas kesuksesan kecil sebelumnya. Jangan putus asa, terus berupaya. Karena sukses bukan terjadi karena sebuah patung bebek saja.

Allah Selalu Di Samping Kita

Seorang ayah, yang memiliki putra yang berusia kurang lebih 5 tahun, memasukkan putranya tersebut ke sekolah musik untuk belajar piano. Ia rindu melihat anaknya kelak menjadi seorang pianis yang terkenal.

Selang beberapa waktu kemudian, di kota tersebut datang seorang pianis yang sangat terkenal. Karena ketenarannya, dalam waktu singkat tiket konser telah terjual habis. Sang ayah membeli 2 buah tiket pertunjukan, untuk dirinya dan anaknya.

Pada hari pertunjukan, satu jam sebelum konser dimulai, kursi telah terisi penuh, sang ayah duduk dan putranya tepat berada di sampingnya. Seperti layaknya seorang anak kecil, anak ini pun tidak betah duduk diam terlalu lama. Tanpa sepengetahuan ayahnya, ia menyelinap pergi.

Ketika lampu gedung mulai diredupkan, sang ayah terkejut menyadari bahwa putranya tidak ada di sampingnya. Ia lebih terkejut lagi ketika melihat anaknya berada dekat panggung pertunjukan, dan sedang berjalan menghampiri piano yang akan dimainkan pianis tersebut. Didorong oleh rasa ingin tahu, tanpa takut anak tersebut duduk di depan piano dan mulai memainkan sebuah lagu, lagu yang sederhana, Twinkle Twinkle Little Star.

Operator lampu sorot, yang terkejut mendengar adanya suara piano mengira bahwa konser telah dimulai tanpa aba-aba terlebih dahulu, dan ia langsung menyorotkan lampunya ke tengah panggung.

Seluruh penonton terkejut, melihat yang berada di panggung bukan sang pianis, tapi hanyalah seorang anak kecil. Sang pianis pun terkejut, dan bergegas naik ke atas panggung.

Melihat anak tersebut, sang pianis tidak menjadi marah, ia tersenyum dan berkata, “Teruslah bermain,” dan sang anak yang mendapat ijin, meneruskan permainannya.

Sang pianis lalu duduk di samping anak itu, dan mulai bermain mengimbangi permainan anak itu, ia mengisi semua kelemahan permainan anak itu, dan akhirnya tercipta suatu komposisi permainan yang sangat indah. Bahkan mereka seakan menyatu dalam permainan piano tersebut.

Ketika mereka berdua selesai, seluruh penonton menyambut dengan meriah, karangan bunga dilemparkan ke  tengah panggung. Sang anak jadi GR (Gede Rasa), pikirnya, “Gila, baru belajar piano sebulan saja sudah hebat!”

Ia lupa bahwa yang disoraki oleh penonton adalah sang pianis yang duduk di sebelahnya, mengisi semua kekurangannya dan menjadikan permainannya sempurna.

Apa implikasinya dalam hidup kita?

Kadang kita bangga akan segala rencana hebat yang kita buat, perbuatan-perbuatan besar yang telah berhasil kita lakukan. Tapi kita lupa, bahwa semua itu terjadi karena Allah ada di samping kita. Kita adalah anak kecil tadi, tanpa ada Allah di samping kita, semua yang kita lakukan akan sia-sia.

Tapi, bila Allah ada di samping kita, sesederhana apapun hal yang kita lakukan, hal itu akan menjadi hebat dan baik, bukan saja buat diri kita sendiri, tapi juga baik bagi orang di sekitar kita.

Semoga kita tidak pernah lupa bahwa ada Allah di samping kita.

Monyet dan Kuda

Alkisah, di tepi sebuah hutan, ada sekawanan monyet melihat pasukan berkuda melintas di depan mereka. Menyaksikan kegagahan para prajurit berkendara di atas pelana kuda, seekor monyet pun menyombongkan diri bahwa menunggang kuda itu masalah mudah! Untuk membuktikan perkataannya, saat pasukan berkuda istirahat, si monyet mengendap-endap mendekati seekor kuda di sana. Hup! Dengan lincah, si monyet naik ke atas punggung kuda.

Kuda yang merasakan hentakan berat di atas punggungnya, terkejut. Ia juga merasa kesakitan karena tarikan erat pada surainya. Maka, ia pun segera meringkik, berlari kencang, sambil menggoyangkan liar badannya ke kiri dan ke kanan. Monyet yang tidak bisa mempertahankan keseimbangan badannya, terpelanting dan jatuh ke tanah dengan keras.

Hewan-hewan lain di hutan, ramai menertawakan kebodohan si monyet. Monyet pun tertunduk malu sambil menahan rasa sakit yang menjalari tubuhnya. Ternyata menunggang kuda tidak semudah yang ia kira!

Katanya, “Kapok deh. Cukup sekali saja aku menunggang kuda! Ternyata tidak sehebat dan seenak yang aku bayangkan. Memang sudah menjadi nasibku, aku tidak akan menunggang kuda lagi seumur hidupku. Aku tidak mau mengulangi lagi kesalahan yang sama.”

Saat itu, monyet yang tertua di kelompoknya menjawab, “Jatuh memang menyakitkan, tetapi bukan berarti di kemudian hari kamu tidak akan jatuh lagi, entah dari pohon dan dari mana pun. Yang perlu kau ketahui dan pelajari adalah mengapa kamu jatuh? Jika kita mau belajar untuk tahu kenapa bisa jatuh, maka kita tidak perlu mengulangi kesalahan yang sama di kemudian hari.”

Manusia semasa kecil dan mulai belajar berjalan, tidak peduli berapa kali kita terjatuh, mungkin sakit dan menangis, tetapi secara alami pasti akan bangkit lagi. Melalui proses jatuh bangun, akhirnya manusia bisa berjalan dan berlari seperti sekarang.

Sayangnya justru setelah dewasa, manusia yang sudah jauh lebih pandai, saat mengalami jatuh atau gagal, walaupun tanpa rasa sakit, begitu takut untuk bangkit kembali.

Selagi masih muda kita perlu belajar mengenal lebih dekat sifat kegagalan. Bagi saya sendiri, kegagalan adalah vitamin kesuksesan, tidak ada orang besar di dunia ini yang bisa sukses tanpa mengalami kegagalan. Orang-orang sukses mampu mengetahui mengapa mereka gagal, sekaligus siap memperbaiki dan berani berjuang lagi demi mensukseskan apa yang menjadi cita-cita besar mereka.

Mari, jangan takut gagal! Pelajari dan ketahui mengapa kita gagal. Dapatkan jawabannya dan tetapkan target, cari cara yang paling efektif, dan siap menjadi pemenang sejati.

Kamis, 22 Agustus 2013

Words Aptly Spoken

Ini merupakan tulisan terkenal oleh Rev. Bob Moorehead yang dipublikasikan dalam bukunya yang berjudul “Words Aptly Spoken”.

Kita memiliki bangunan yang tinggi, namun kesadaran yang pendek;
Jalan yang luas, namun sudut pandang yang sempit;
Kita banyak menghabiskan, tetapi sedikit memiliki;
Kita banyak membeli, tetapi sedikit menikmati.

Kita memiliki rumah yang besar, namun keluarga yang kecil;
Tempat yang nyaman, namun waktu yang sedikit;
Kita memiliki gelar yang banyak, namun kurang memiliki perasaan;
Pengetahuan yang banyak, namun pertimbangan yang kurang;
Ahli yang banyak, tetapi solusi yang sedikit;
Obat yang banyak, tetapi kesehatan yang buruk.

Kita menggandakan milik kita, tetapi mengurangi nilai diri kita.
Kita berbicara terlalu banyak, membenci terlalu sering, namun jarang mencintai.
Kita belajar bagaimana mencari nafkah, tetapi tidak belajar untuk hidup;
Kita menghitung tahun-tahun kita hidup, tetapi tidak menghitung apa yang sudah kita lakukan dalam tahun-tahun yang kita jalani.

Kita sudah sering pergi ke bulan dan kembali,
Tetapi memiliki masalah saat menyeberang jalan untuk menemui tetangga kita.
Kita sudah menaklukkan luar angkasa, namun tidak menaklukkan ruang dalam diri kita;
Kita sudah melakukan hal yang lebih besar, namun tidak melakukan hal yang lebih baik;

Kita berusaha membersihkan udara, namun mencemari jiwa kita;
Kita bisa memisahkan atom, tetapi tidak bisa memisahkan prasangka buruk kita.
Kita banyak menulis, tetapi belajar lebih sedikit;
Kita merencanakan lebih banyak, namun menyelesaikan lebih sedikit.

Kita belajar untuk berlari, tetapi tidak belajar menunggu;
Kita memiliki pendapatan yang tinggi, namun moral yang rendah.
Kita membangun banyak komputer untuk menyimpan informasi, namun berkomunikasi lebih sedikit;
Kita memiliki kuantitas yang lebih, namun kualitas yang kurang.

Hari-hari ini adalah hari dimana suami istri bisa bekerja mencari nafkah, namun banyak terjadi perceraian;
Hari-hari dimana kita memiliki rumah yang lebih baik, namun keluarga yang tidak harmonis.

Ingatlah, pergunakanlah waktu beberapa saat untuk orang yang kamu cintai, karena mereka tidak akan berada di sekitarmu selamanya. Ingatlah, katakan hal yang baik pada orang yang memperhatikanmu, karena cepat atau lambat orang tersebut akan bertumbuh dan meninggalkan sisimu.

Ingatlah untuk memberikan pelukan hangat kepada orang terdekatmu karena hanya itulah harta yang bisa kamu berikan dan itu tidak membutuhkan biaya apapun. Ingatlah, untuk berkata “Aku mencintaimu” kepada orang yang kamu cintai dengan tulus. Sebuah ciuman dan sebuah rangkulan akan menyembuhkan luka saat datang dari dalam dirimu. Ingatlah untuk berpegangan tangan dan menghargai setiap waktu karena orang tersebut suatu hari tidak akan berada di sana lagi. Berikan waktu untuk mencintai, berikan waktu untuk berbicara, dan berikan waktu untuk membagikan hal yang berharga di pikiranmu.

Membahagiakan Orang Lain

Ada seorang pemuda terkena penyakit yang mengharuskan usus kecilnya dipotong sepanjang satu meter. Selama berpuasa setelah operasi, saat masih terbaring di rumah sakit, istrinya menghubungi saya dan menceritakan keadaan suaminya. Lewat istrinya saya menganjurkan agar pemuda itu mengembangkan pikiran yang penuh cinta kasih.

Setelah keluar dari rumah sakit, pemuda itu datang menemui saya. Dia mengatakan bahwa saat terbaring di rumah sakit di saat merasakan kesakitan yang besar dan merasa sedih karena ternyata penyakitnya tidak bisa disembuhkan, sulit bagi dirinya untuk mengembangkan pikiran penuh cinta kasih.

Dia berkata, “Saya sendiri sangat membutuhkan pertolongan. Keadaan saya sangat buruk. Bagaimana mungkin saya bisa mengembangkan pikiran cinta kasih? Bukankah saya sendiri yang sebenarnya harus dikasihani?”

Saya berkata, “Sejak Anda mulai memikirkan diri sendiri, sejak Anda mulai menuntut, maka pada saat itulah Anda mulai merasa menderita. Sebaliknya, sejak Anda mulai memikirkan orang lain, mengharapkan orang lain bahagia, justru pada saat itulah Anda mulai merasa bahagia. Dengan mengembangkan pikiran penuh cinta kasih, saya berharap semoga penderitaan yang Anda rasakan bisa berkurang.”

Pemuda-pemudi ketika masih berpacaran, mereka sangat memperhatikan pasangannya. Mereka berusaha saling membahagiakan pasangannya. Oleh karena ingin membahagiakan pasangannya, perasaan mereka dipenuhi kebahagiaan. Tetapi setelah menikah, biasanya mereka mulai banyak berharap kepada pasangannya. Mereka menuntut pasangannya untuk ini dan itu, menuntut pasangannya untuk bersikap begini dan begitu. Ketika mereka mulai memikirkan diri sendiri dan mulai banyak menuntut, pada saat itulah penderitaan mulai datang.

“Penderitaan Datang Saat Kita Menuntut Orang Lain Untuk Membahagiakan Kita. Sebaliknya, Kebahagiaan Datang Justru Saat Kita Ingin Membahagiakan Orang Lain.”

Rabu, 21 Agustus 2013

I Love You More Than Last Year, Honey

Mawar merah adalah kecintaannya, nama orangnya sendiri pun “Mawar”. Dan setiap tahun suaminya selalu mengirimkan mawar-mawar itu, diikat dengan pita indah.

Pada tahun suaminya meninggal, dia mendapat kiriman mawar lagi. Kartunya tertulis “Be My Valentine like all the years before”.

Sebelumnya, setiap tahun suaminya mengirimkan mawar, dan kartunya selalu tertulis, “Aku mencintaimu lebih lagi tahun ini… Kasihku selalu bertumbuh untukmu seturut waktu yang berlalu…” Dia tahu ini adalah terakhir kali suaminya mengirimkan mawar-mawar itu. Dia tahu suaminya memesan semua itu dengan bayar di muka sebelum hari pengiriman. Suaminya tidak tahu kalau dia akan meninggal. Dia selalu suka melakukan segala sesuatu sebelum waktunya. Sehingga ketika suaminya sangat sibuk sekalipun, segala sesuatunya dapat berjalan dengan baik.

Lalu Mawar memotong batang mawar-mawar itu dan menempatkan semuanya dalam satu vas bunga yang sangat indah. Dan meletakkan vas cantik itu di sebelah potret suaminya tercinta. Kemudian dia akan betah duduk berjam-jam di kursi kesayangan suaminya sambil memandangi potret suaminya dan bunga-bunga mawar itu.

Setahun telah lewat, dan itu adalah saat yang sangat sulit baginya. Dengan kesendiriannya dijalaninya semua. Sampai hari ini Valentine ini. Beberapa saat kemudian, bel pintu rumahnya berbunyi. Seperti hari-hari Valentine sebelumnya, ketika dibukanya, dilihatnya buket mawar di depan pintunya. Dibawanya masuk, dan tiba-tiba seakan terkejut melihatnya.

Kemudian dia langsung menelpon toko bunga itu. Ditanyakannya kenapa ada seseorang yang begitu kejam melakukan semua itu padanya, membuat dia teringat kepada suaminya, dan itu sangat menyakitkan.

Lalu pemilik toko itu menjawabnya, “Saya tahu kalau suami Nyonya telah meninggal lebih dari setahun yang lalu. Saya tahu anda akan menelpon dan ingin tahu mengapa semua ini terjadi. Begini Nyonya, bunga yang anda terima hari ini sudah dibayar di muka oleh suami anda. Suami anda selalu merencanakannya dulu dan rencana itu tidak akan berubah. Ada standing order di file saya, dan dia telah membayar semua, maka anda akan menerima bunga-bunga itu setiap tahun. Ada lagi yang harus anda ketahui. Dia menulis surat special untuk anda, ditulisnya bertahun-tahun yang lalu, dimana harus saya kirimkan kepada anda satu tahun kemudian jika dia tidak muncul lagi di sini memesan bunga mawar untuk anda. Lalu, tahun kemarin, saya tidak temukan dia di sini, maka surat itu harus saya kirimkan setahun lagi, yaitu tahun ini. Surat yang ada bersama dengan bunga itu sekarang, bersama dengan Nyonya saat ini.”

Mawar mengucapkan terima kasih dan menutup telepon. Dia langsung menuju ke buket bunga mawar itu. Sedangkan air matanya terus menetes. Dengan tangan gemetar diambilnya surat itu. Di dalam surat itu dilihatnya tulisan tangan suaminya. “Dear kekasihku, Aku tahu ini sudah setahun semenjak aku pergi. Aku harap tidak sulit bagimu untuk menghadapi semua ini. Kau tahu, semua cinta yang pernah kita jalani membuat segalanya indah bagiku. Kau adalah istri yang sempurna bagiku. Kau juga adalah seorang teman dan kekasihku yang memberikan semua kebutuhanku. Aku tahu ini baru setahun, tapi tolong jangan bersedih. Aku ingin kau selalu bahagia, walaupun saat kau hapus air matamu. Itulah mengapa mawar-mawar itu akan selalu dikirimkan kepadamu. Ketika kau terima mawar itu, ingatlah semua kebahagiaan kita, dan betapa kita begitu diberkati. Aku selalu mengasihimu dan Aku tahu Aku akan selalu mengasihimu. Tapi istriku, kau harus tetap berjalan, kau punya kehidupan. Cobalah untuk mencari kebahagiaan untuk dirimu. Aku tahu tidak akan mudah, tapi pasti ada jalan. Bunga mawar itu akan selalu datang setiap tahun, dan hanya akan berhenti ketika pintu rumahmu tidak ada yang menjawab dan pengantar bunga berhenti mengetuk pintu rumahmu. Tapi kemudian dia akan datang lima kali hari itu, takut kalau engkau sedang pergi. Tapi jika pada kedatangannya yang terakhir dia tetap tidak menemukanmu, dia akan meletakkan bunga itu ke tempat yang kusuruh, meletakkan bunga-bunga mawar itu di tempat dimana kita berdua bersama lagi untuk selamanya… I LOVE YOU MORE THAN LAST YEAR, HONEY…”

Rajawali Yang Cerdik

Di suatu hari yang panas seekor rajawali sangat haus dan ingin minum. Sungai amat jauh dan sangat melelahkan jika terbang ke sana untuk minum. Ia tidak melihat kolam air di mana pun. Ia terbang berputar-putar. Akhirnya ia melihat sebuah buyung di luar rumah. Rajawali terbang turun ke buyung itu. Di sana ada sedikit air di dasar buyung. Rajawali memasukkan kepalanya ke dalam buyung, tetapi ia tidak dapat menggapai air itu. Ia memanjat ke atas buyung. Ia memasukkan lagi kepalanya ke dalam buyung, tetapi paruhnya tidak bisa mencapai air itu. Kemudian ia mencari akal.

Rajawali itu terbang tinggi dan kemudian turun menuju ke buyung untuk memecahkannya dengan paruhnya tetapi buyung itu amat kuat. Ia tidak dapat memecahkannya. Rajawali itu keluar terbang ke arah buyung, kemudian ia menabrakkan sayapnya. Ia mencoba memecahkannya agar airnya keluar membasahi lantai. Tetapi buyung itu amat kuat. Rajawali itu amat letih bila harus terbang lebih jauh lagi. Ia berpikir ia akan mati kehausan.

Rajawali itu duduk termenung di sarangnya. Ia berpikir terus-menerus. Ia tidak mau mati karena kehausan. Ia melihat banyak batu-batu kecil di tanah. Ia mendapatkan ide. Ia mengambil batu itu dan memasukkannya ke dalam buyung. Ia memasukkan dan memasukkan terus. Air itu naik lebih tinggi setiap kali batu jatuh ke dalam buyung. Buyung itu hampir penuh dengan batu. Air telah naik sampai ke permukaan. Rajawali yang pintar itu memasukkan paruhnya dan ia mendapatkan air.

Pepatah mengatakan bahwa “Jika ada kemauan pasti ada jalan”. Rajawali itu telah membuktikan.

Mencuci Kaki Ibu

Pada suatu ketika, tampak seorang pemuda yang sedang melamar pekerjaan di sebuah perusahaan besar. Dia sudah berhasil lolos di tes-tes pendahuluan, dan kini tiba saatnya dia harus menghadap kepada pimpinan untuk wawancara akhir.

Setelah melihat hasil tes dan penampilan si pemuda, sang pimpinan bertanya, “Anak muda, apa cita-citamu?”

“Cita-cita saya, suatu hari nanti bisa duduk di bangku Bapak,” jawab si pemuda.

“Untuk bisa duduk di bangku ini, tentu tidak mudah. Perlu kerja keras dan waktu yang tidak sebentar. Betul kan?” Si pemuda menganggukkan kepala tanda setuju.

“Apa pekerjaan orang tuamu?” lanjut si pimpinan kepada si pemuda.

“Ayah saya telah meninggal saat saya masih kecil. Ibulah yang bekerja menghidupi kami dan menyekolahkan saya.”

“Apakah kamu tahu tanggal lahir ibumu?” kembali pimpinan itu bertanya.

“Di keluarga kami tidak ada tradisi merayakan pesta ulang tahun, sehingga saya juga tidak tahu kapan ibu saya berulang tahun.”

“Baiklah anak muda. Bapak belum memutuskan apakah kamu diterima atau tidak bekerja di sini. Tetapi ada satu permintaan bapak. Saat di rumah nanti lakukan sebuah pekerjaan kecil, yaitu cucilah kaki ibumu dan besok datanglah kemari lagi.”

Walaupun tidak mengerti maksud dan tujuan permintaan tersebut, demi permintaan yang tidak biasa dan karena sangat ingin diterima bekerja di sana, dia lakukan juga perintah itu. Saat senja tiba, si pemuda membimbing ibunya duduk dan berkata, “Ibu nampak lelah, duduklah Bu. Saya akan cuci kaki Ibu.”

Sambil menatap takjub putranya, si ibu menganggukkan kepala. “Anakku, rupanya sekarang engkau telah dewasa dan mulai mengerti.”

Si pemuda pun mengambil ember berisi air hangat. Tak lama, sepasang kaki ibundanya yang tampak rapuh, berkeriput, dan terasa kasar di telapak tangannya itu mulai direndam sambil diusap-usap dan dipijat perlahan. Demi melihat kondisi kaki ibunya yang pecah-pecah karena bekerja keras selama ini, tanpa terasa air mata pemuda itu menetes perlahan.

“Ibu, terima kasih, Bu. Ibu telah bekerja berat selama ini untuk Ananda. Berkat kaki inilah Ananda bisa menjadi seperti hari ini,” ucapnya lirih, terbata-bata menahan tangis. Mereka pun saling berpelukan dengan penuh kasih dan kelegaan.

Tiba keesokan harinya, sang pimpinan berkata, “Coba ceritakan, bagaimana perasaanmu saat kamu mencuci kaki ibumu?”

“Saat mencuci kaki ibu, saya mengerti dan menyadari akan kasih ibu yang rela berkorban demi anaknya. Melalui kaki ibu yang semakin berkeriput dan tampak rapuh, saya tahu bahwa saya harus bekerja dengan sungguh-sungguh demi membaktikan diri kepada ibu saya,” ucapnya tulus tanpa kesan mengada-ada.

Mendengar jawaban si pemuda, akhirnya si pimpinan menerima dia bekerja di perusahaan itu. Pimpinan itu yakin, seseorang yang tahu bersyukur dan tahu membalas budi kebaikan orang tuanya, adalah orang yang mempunyai cinta kasih. Dan orang yang seperti itu pasti akan bekerja dengan serius, sepenuh hati, dan bertanggung jawab.

Pepatah “surga ada di telapak kaki ibu” sungguh mengandung makna yang sangat dalam, sebab kasih ibu adalah kasih yang tiada tara dan tak terbalas dengan apapun.

Jika kita mendapatkan restu, apa lagi didukung oleh doa ibu, tentu semua itu merupakan dukungan yang mengandung kekuatan luar biasa, yang memungkinkan apa pun yang kita lakukan akan mendatangkan hasil yang maksimal dan penuh makna.

Untuk itu, selagi orangtua masih hidup, sudah selayaknya kita memberikan perhatian, layanan, dan mencintai mereka dengan setulus hati. Bila mungkin ada kesalahan yang dilakukan oleh orangtua sehingga membuat luka di hati, tidak perlu disimpan di hati. Apalagi dengan membalas dan menyakiti hati mereka.

Ingatlah, pengorbanan orangtua, apalagi seorang ibu, tak akan bisa dinilai atau dihargai dengan materi apa pun bahkan sampai akhir hayat mereka. Dengan menyelami arti pengorbanan seorang ibu, kita akan dapat menemukan kasih sayang sejati.

Selasa, 20 Agustus 2013

Tempe Setengah Jadi

Beberapa waktu yang lalu, ada yang bertanya, “Masih adakah mukjizat bagi keadaan saya yang sedemikian ‘menderita’? Saya sudah sabar dan sudah banyak berusaha sejauh ini.”

Jika ada yang bertanya seperti itu kepada anda, secara gamblang sebagai orang beriman pastinya anda akan menjawab dengan hal-hal positif dengan penuh optimistis, “JELAS, masih, percaya dengan iman, dan lain-lain…”

Sounds Familiar? Yup, anggukkan kepala sekali jika anda setuju.

Namun jika anda yang dalam keadaan orang tersebut (si penanya/yang mengalami “penderitaan”), mendapat jawaban seperti itu anda akan berkata dalam hati, “Iya sih saya juga sudah tahu sebenarnya kalau tentang jawaban seperti itu, cuma saya tanya ini karena ungkapan hati yang sudah sangat lelah dan hampir putus harapan, karena seolah tidak ada perkembangan…”

Anggukkan kepala sekali lagi jika anda pernah atau sedang mengalami dan merasakannya…

Well, analogi panjang berikut ini didedikasikan untuk membedah makna mukjizat, terutama bagi yang saat ini sedang berharap akan terjadinya mukjizat…

Here we go…

Alkisah ada sebuah suami istri yang sudah tua yang tinggal di desa terpencil, kita sebut saja mereka Abah dan Emak. Setiap hari, mereka bekerja membuat tempe, kemudian si Abah menjualnya ke pasar. Jualan tempe merupakan satu-satunya sumber pendapatan mereka untuk bertahan hidup.

Suatu ketika Abah jatuh sakit, mau tak mau Emak harus mengambil alih tugas menjual tempe… Saat tengah bersiap-siap untuk pergi ke pasar menjual tempenya, tiba-tiba Emak sadar bahwa tempe buatannya hari itu masih belum matang, masih setengah jadi! Tentu saja tidak layak jual!

Emak merasa sangat sedih karena tempe yang masih muda dan belum matang pastinya tidak akan laku. Itu artinya, untuk hari itu mereka tidak akan mendapatkan pemasukan.

Ketika Emak dalam kesedihan, tiba-tiba Abah mengingatkan Emak bahwa Tuhan mampu melakukan perkara-perkara ajaib atau mukjizat, karena tiada yang mustahil bagiNya.

Emak tersenyum lalu berdoa, “Ya Allah, aku mohon kepadaMu agar terjadi mukjizat dimana kacang kedelai ini berubah menjadi tempe. Amin.” Begitulah doa ringkas yang dipanjatkannya sepenuh hati. Emak sangat yakin Allah pasti mengabulkan doanya!

Dengan tenang, Emak pun menekan-nekan bungkusan bakal tempe dengan ujung jarinya. Emak pun membuka sedikit bungkusan itu berharap untuk menyaksikan keajaiban kacang kedelai itu menjadi tempe! Namun… Emak termenung seketika sebab kacang itu masih tetap kacang kedelai yang belum matang benar! Ia bergumam lirih, “Belum terjadi mukjizat…”

Emak tidak putus asa, Emak percaya akan imannya, maka ia pun berdoa lagi, “Ya Allah, aku tahu bahwa tiada yang mustahil bagiMu, bantulah aku supaya hari ini aku dapat menjual tempe karena inilah mata pencarian kami. Aku mohon, jadikanlah kacang kedelaiku ini menjadi tempe. Amin.”

Dengan penuh harapan, Emak pun sekali lagi membuka sedikit bungkusan itu, untuk melihat hasilnya…

Well, apakah yang terjadi? Wew… Emak menjadi heran sebab kacang-kacang kedelai itu masih tetap seperti semula!!!

Hari pun semakin siang. Emak kemudian memaksakan diri untuk tetap pergi ke pasar membawa barang jualannya itu. Emak berpikir, mungkin keajaiban Allah akan terjadi dalam perjalanannya ke pasar.

Emak menyempatkan lagi untuk berdoa, “Ya Allah, aku percaya, Engkau akan mengabulkan doaku. Sementara aku berjalan menuju ke pasar, karuniakanlah keajaiban buatku, jadikanlah kedelai ini menjadi tempe. Amin.” Dengan penuh keyakinan, wanita tua ini pun berangkat. Di sepanjang perjalanan, dia tetap tidak lupa membaca doa di dalam hatinya.

Sesampai di pasar, cepat-cepat Emak meletakkan barang-barangnya. Emak betul-betul yakin kalau tempenya sekarang sudah berubah menjadi benar-benar matang dan siap untuk dijual. Dengan hati yang berdebar-debar, Emak pun membuka bakulnya dan menekan-nekan dengan jarinya setiap bungkusan yang ada. Perlahan-lahan, Emak membuka sedikit daun pembungkusnya dan melihat isinya…

Apa yang terjadi?

Wew… ternyata tempenya benar-benar masih tetap saja tidak berubah, masih seperti semula!!!

Emak menarik napas dalam-dalam. Harapan dikabulkannya doa perlahan menipis. Emak merasa Allah tidak adil, Allah tidak kasihan kepadanya, padahal berjualan tempe adalah satu-satunya sumber penghasilannya.

Dia pun hanya duduk saja tanpa membuka barang dagangannya itu, sebab dia yakin bahwa tiada orang yang akan membeli tempe yang baru setengah jadi.

Hari pun beranjak petang dan pasar sudah mulai sepi, para pembeli sudah mulai berkurang. Emak melihat para penjual tempe lainnya, jualan mereka sudah hampir habis. Emak tertunduk lesu seperti tidak sanggup menghadapi kenyataan bahwa dia pulang tanpa membawa hasil jualannya hari itu. Namun, jauh di sudut hatinya Emak masih menaruh harapan terakhir bahwa pasti Allah akan menolongnya!

Walau tahu bahwa hari itu dia tidak mendapati perubahan pada tempenya, tetapi Emak berdoa untuk terakhir kali, ia BERSERAH… “Ya Allah, berikanlah PENYELESAIAN TERBAIK SESUAI KEHENDAKMU terhadap tempe DAGANGANKUku yang belum jadi ini…”

Tiba-tiba, Emak dikejutkan oleh teguran seorang wanita. “Bu…maaf ya, saya ingin bertanya, apakah Ibu punya tempe yang belum jadi? Dari tadi, saya sudah pusing berkeliling pasar ini untuk mencarinya, tapi tidak ketemu juga…”

Emak langsung termenung, seakan tak percaya dengan apa yang didengarnya. Betapa tidak terkejut, sejak sepuluh tahunan dia menjual tempe, tidak pernah ada seorang pun pelanggan yang mencari tempe belum jadi!

Sebelum Emak menjawab sapaan wanita di depannya itu, cepat-cepat Emak berdoa di dalam hatinya, “Ya Allah, saat ini aku tidak mau tempe ini menjadi matang, biarlah kacang kedelai ini tetap seperti semula, masih setegah jadi. Amin.” Sebelum menjawab wanita itu, Emak pun membuka sedikit daun penutupnya. Ternyata memang benar, tempenya masih seperti semula! Hati Emak pun bersorak gembira, “Terima kasih, ya Yesus Allahku,” ucapnya.

Wanita itu pun memborong semua tempenya yang belum jadi itu!

Sebelum wanita itu pergi, Emak sempat bertanya mengapa dia membeli tempe yang belum jadi? Wanita itu menerangkan bahwa anaknya yang tengah bersekolah di Eropa ingin makan tempe dari desa. Nah karena tempe itu akan dikirimkan ke tempat jauh, maka kalau dikirimkan tempe yang sudah jadi, maka sesampainya di sana tentunya tempe itu sudah tidak enak lagi dimakan. Itulah sebabnya ia mencari tempe yang belum jadi. Harapannya, apabila sampai di Eropa nanti, akan menjadi tempe yang sempurna.

Ingat kejadian Gunung Merapi yang meletus? Mungkin kita anggap mukjizat adalah jika tiba-tiba gunung tersebut tidak jadi meletus! Tapi mari kita coba melihat sisi lain yang seakan-akan samar. Menurut anda apakah bantuan bertubi-tubi SUKARELA dari mana-mana untuk merapi adalah bukan mukjizat?

Begitu juga kita, kapan terakhir anda merasa berada dalam persoalan tanpa ada jalan keluar, merasa apes, sial, dan lain-lain? Mungkin saat itu atau bahkan sampai sekarang belum dapat solusi juga, namun coba flashback & SADARI serta BERSYUKURLAH bahwa ternyata sampai detik ini anda masih bisa SURVIVE kan?

Ketika kita berada pada situasi sulit dan berharap akan Mukjizat, jangan “menyetir” ALLAH seperti apa bentuk hasil akhirnya, namun berserah atas seperti apa bentuk PENYELESAIAN sesuai KEHENDAKNYA.

Bertobat, Berdoa, Berusaha, dan Berserahlah padaNya. Percayalah bahwa Segala Sesuatu akan indah pada WaktuNya ^^.

“Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.” *Ams 3:5-6*

Minggu, 18 Agustus 2013

Malaikat Berseragam

Ini adalah kisah keluarga yang diceritakan ayahku tentang ibunya, yakni nenekku.

Pada tahun 1949, ayahku baru pulang dari perang. Di setiap jalan raya Amerika, terlihat tentara berseragam meminta tumpangan pulang ke keluarganya, seperti kebiasaan di Amerika saat itu.

Sedihnya, kegembiraan reuni bersama keluarganya kemudian dinaungi kegelapan. Nenekku sakit parah dan harus masuk rumah sakit. Ginjalnya sakit, dan para dokter memberitahu ayahku bahwa nenek harus segera ditransfusi darah atau ia tak akan bertahan melewati malam itu. Masalahnya, golongan darah nenek itu AB, golongan yang langka, bahkan juga sekarang, tapi waktu itu lebih sulit lagi diperoleh karena tak ada bank darah maupun pesawat untuk mengirimkannya. Semua anggota keluarga dites, tapi tak satu pun memiliki golongan darah yang cocok. Jadi para dokter tak memberi harapan pada keluarga, nenekku akan meninggal.

Sambil menangis, ayahku meninggalkan rumah sakit untuk menghimpun seluruh anggota keluarga, supaya semuanya bisa mendapat kesempatan untuk berpamitan dengan nenek. Saat ayahku mengendarai mobil di jalan raya, ia melewati seorang tentara berseragam yang minta tumpangan pulang. Dengan duka yang dalam, saat itu ayahku tak beniat beramal. Tapi, seakan ada sesuatu di luar dirinya yang menyuruhnya berhenti, dan ia menunggu orang asing itu naik mobil.

Ayahku terlalu sedih untuk menanyakan nama tentara itu sekalipun, tapi tentara itu langsung melihat air mata ayahku dan menanyakannya. Sambil menangis ayahku bercerita pada orang asing ini bahwa ibunya terbaring sekarat di rumah sakit karena dokter tak dapat menemukan golongan darahnya, AB dan jika sampai malam tiba golongan darah itu belum ada, ibunya tentu akan mati.

Suasana di mobil menjadi hening. Lalu, tentara tak dikenal ini menjulurkan tangannya pada ayahku, telapak menengadah. Pada telapak tangannya terdapat kalung tentara dari lehernya. Golongan darah pada kalung itu adalah AB. Tentara itu menyuruh ayahku membalikkan mobil dan membawanya ke rumah sakit.

Nenekku hidup hingga tahun 1996, empat puluh tujuh tahun kemudian, dan sampai saat ini tak seorang pun keluarga kami yang mengetahui nama tentara itu. Tapi ayahku sering bertanya-tanya, apakah orang itu tentara atau malaikat berseragam?

Jumat, 16 Agustus 2013

Aku Ini Pahlawan

*Yoel 3:10,
Tempalah mata bajakmu menjadi pedang dan pisau-pisau pemangkasmu menjadi tombak; baiklah orang yang tidak berdaya berkata: "Aku ini pahlawan!"

Di hari kemerdekaan ini mari kita kembali mengingat bahwa semua yang kita nikmati saat ini karena ada orang-orang yang memberikan hidupnya untuk memperjuangkan Indonesia agar bebas dari penjajahan. Saat itu mereka mungkin tidak pernah berpikir untuk menjadi seorang pahlawan, mereka juga tidak pernah berharap mendapat penghormatan ataupun diingat oleh generasi selanjutnya. Mereka hanya ingin mewujudkan apa yang menjadi impian dan tujuan bersama saat itu, yaitu sebuah negara yang bebas dari penjajahan dan rakyat dapat hidup dalam keadilan dan kemakmuran.

Mereka yang kita kenal saat ini sebagai pahlawan, dulu adalah orang biasa, namun mereka mau mengorbankan hidupnya untuk sebuah tujuan yang lebih besar dari dirinya sendiri.

Hari ini kita juga dipanggil untuk menjadi seorang pahlawan oleh Tuhan. Kita tidak harus berperang dan mengangkat senjata melawan musuh. Kita dipanggil untuk melakukan perbuatan baik, karena kita telah diperlengkapi oleh Allah untuk hal itu (2 Timotius 3:17). Untuk mengemban tugas ini, kita tidak dituntut menjadi orang yang luar biasa, bahkan kitab Yoel mengatakan “orang yang tidak berdaya”, bukankah kata itu sangat menggambarkan diri kita? Tetapi yang luar biasa, Yoel meminta kita berkata “aku ini pahlawan!” Ya, itulah jati diri kita, menjadi seorang pahlawan.

Bagaimana caranya? Seperti yang telah dilakukan para pahlawan bangsa ini, mari kita melihat dan peduli dengan apa yang menjadi kebutuhan bangsa ini. Mari kita berjuang untuk menjawab kebutuhan itu dengan apa yang kita bisa, karena Tuhan tidak pernah menuntut sesuatu yang diluar kemampuan kita. Jadi para pahlawan Allah, mari bangkit dan bergerak maju. Sudah saatnya anak-anak Allah menjadi berkat di negeri ini.

Tidak seorangpun terlahir sebagai pahlawan, tetapi setiap orang yang memutuskan untuk berkontribusi positif bagi bangsanya, itulah pahlawan.

Tujuh Belas Agustus Tahun Empat Lima
Itulah Hari Kemerdekaan Kita
Hari Merdeka Nusa Dan Bangsa
Hari Lahirnya Bangsa Indonesia
Mer...de....ka....

Sekali Merdeka Tetap Merdeka
Selama Hayat Masih Dikandung Badan
Kita Tetap Setia, Tetap Setia
Mempertahankan Indonesia
Kita Tetap Setia, Tetap Setia
Membela Negara Kita

     G          F/G
Kami Umat-Mu Rendahkan Diri
Eb/G           D
Sujud dan Berdoa
        G           F/G
Mencari Wajah-Mu Berbalik Dari
  Eb/G             D
Jalan Kami Yang Jahat

Am           Bm      Dm  G  C
Oleh Anug'rah-Mu Ampu- ni-lah
Am           Bm   C  D
Oleh Anug'rah-Mu Pulihkanlah

      G              Em
Tuhan Pulihkan, Bapa Pulihkan
   Am          Am/G      F    D
Kembalikan Bangsa Kami Kepada-Mu
     G                      Em
Bapa Pulihkan Ampunilah Bangsa Kami
    Am   G/B    C    D        G
Dan Pulihkan Kembali Neg'ri Kami

Blessing,
~HSH~

MERDEKA!!!

Menurut Anda, apa makna dari kata "MERDEKA" ???

Ketika jajak pendapat di twitter dan facebook ada beberapa orang yang mau membuka suara tentang makna kemerdekaan, di antaranya,

"Bagiku. Kemerdekaan adalah bukti anugrah Tuhan ƔάϞƍ Harus di syukuri dan di hargai"

[ https://www.facebook.com/ludia.tangkelangngan ]

"Kemerdekaan adalah kebebesan yang di mana seoramg yang dulunya budak kini telah berganti status menjadi orang merdeka!!!!"

Jawab antusias dari pengguna twitter dgn id: @reutha_tapangan

Lalu, bagaimana dengan Anda sendiri????

Berjam-jam menanti, akhirnya admin turut menjawab pertanyaan tadi,

@sahabathsh:
"Prinsip kemerdekaan selalu melibatkan pengorbanan di dalamnya demikian pula Kristus yang memerdekakan kita dgn mengorbankan hidup-Nya #hsh"

Yah, "merdeka" adalah suatu kebebasan dari keterikatan kita atas hal tertentu. Namun, kata yang menggembirakan satu ini tidaklah diawali dengan kegembiraan pula, selalu saja ada harga yang harus dibayar demi mencapai visi ini.

68 tahun yang silam, bangsa ini baru merasakan yang namanya kemerdekaan setelah dibelenggu selama berabad-abad, dan tahukah Anda ada lebih dari jutaan bangsa Indonesia yang menggorbankan dirinya dan rela mati demi mencapai kemakmuran negerinya.

Begitu pula kemerdekaan sejati telah secara khusus kita terima. 2000 tahun yang lalu ada seorang Anak Manusia mengorbankan diri-Nya demi mendamaikan manusia dengan Allah.

Konsekuensinya, untuk memerdekakan manusia dari segala belenggu dosa Ia rela disiksa, dihina, dan disalib sebab tanpa adanya pengorbanan tidak akan pernah ada yang namanya kemerdekaan. Karena manusia secara utuh akan pernah dan terus berbuat dosa sehingga Tuhan membentuk satu jalan menuju keselamatan abadi dan syaratnya hanya percaya saja!!!!

Ketika kamu percaya kepada Kristus, menjadi murid dan terus berjalan di dalam firman-Nya, maka belenggu dosa dan rantai neraka dipatahkan. Ya, kebenaran akan memerdekakan kamu dan kamu akan benar-benar bebas.

Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka (Yohanes 8:36)

BAGIKAN, SUKAI dan KATAKAN "AMIN" BILA ANDA MAU DAN PERCAYA TELAH DIBEBASKAN OLEH-NYA!!

SELAMAT HUT RI-68!

TUHAN YESUS MEMBERKATI!

Kamis, 15 Agustus 2013

Keajaiban Karya Tuhan

Saat memeriksa seorang perempuan dari kota Wuhan di China, tim dokter sangat terkejut karena perempuan itu hanya memiliki otak separuh. Perempuan itu datang ke rumah sakit karena merasa sedikit pusing. Ketika tim dokter melakukan foto scan MRI, mereka terkejut melihat bagian kanan kepalanya hanya berwarna abu-abu. Direktur Departemen Rehabilitasi Saraf RS Wuhan, Zhang Linhong berkata, “Sesuai pemahaman kami, otak kiri mengontrol bahasa. Namun pasien ini tidak mengalami masalah komunikasi.” Ibu perempuan itu bercerita bahwa selama ini anaknya hidup normal. “Ia lulus SMA dengan nilai memuaskan, bahkan bisa mengingat nomor telepon dan nama dengan cepat.”

Prof. Isaac Asimov menyelidiki otak manusia dan menemukan beberapa hal yang menakjubkan:
- Manusia memiliki 200 milyar sel otak (sebanyak bintang di galaksi).
- Otak manusia mampu menggunakan 100 milyar bit informasi (sama dengan 500 ensiklopedia).
- Kecepatan gerak pikiran manusia 300 mil per jam (lebih cepat dari kereta api tercepat di Jepang).
- Otak manusia memiliki lebih dari 100 trilyun hubungan yang mungkin (lebih hebat dari komputer yang tercanggih)
- Setiap 24 jam manusia memiliki 4000 ide.

Alangkah dahsyatnya kemampuan otak manusia. Namun demikian, tetap memerlukan peran dari manusia itu sendiri untuk mengembangkan dan memakainya. Sayangnya, potensi ini kurang dimaksimalkan. Salah satu caranya adalah dengan melatih otak untuk mengingat dan berpikir. Menurut penelitian, kegiatan semacam ini dapat meningkatkan kemampuan fungsi otak, menyambung syaraf-syaraf otak, bahkan dapat mengurangi resiko kepikunan.

Bersyukurlah atas potensi luar biasa yang Tuhan berikan kepada kita. Manfaatkanlah itu dengan lebih maksimal lagi. Jika perempuan tersebut dapat memaksimalkan, bukankah seharusnya kita dapat lebih maksimal lagi?

~~BELAJAR DARI MERPATI ~~

Merpati adalah burung yang tidak pernah mendua hati. Coba perhatikan, apakah ada merpati yang suka ganti-ganti pasangan? Jawabannya adalah “tidak”! Pasangannya cukup satu seumur hidupnya.

Merpati adalah burung yang pasti tahu kemana dia harus pulang. Betapapun merpati terbang jauh, dia tidak pernah tersesat untuk pulang. Pernahkah ada merpati yang pulang ke rumah lain? Jawabannya adalah “tidak”!

Merpati adalah burung yang romantis. Coba perhatikan ketika sang jantan bertalu-talu memberikan pujian, sementara sang betina tertunduk malu. Pernahkah kita melihat mereka saling mencaci? Jawabannya adalah “tidak”!

Burung merpati tahu bagaimana pentingnya bekerja sama. Coba perhatikan ketika mereka bekerja sama membuat sarang. Sang jantan dan betina saling silih berganti membawa ranting untuk sarang anak-anak mereka. Apabila sang betina mengerami, sang jantan berjaga diluar kandang. Dan apabila sang betina kelelahan, sang jantan gantian mengerami. Pernahkah kita melihat mereka saling melempar pekerjaannya? Jawabannya adalah “tidak”!

Merpati adalah burung yang tidak mempunyai empedu, ia tidak menyimpan kepahitan sehingga tidak pernah menyimpan dendam.

Apakah manusia tidak bisa seperti sang Merpati?

Hidup itu akan semakin indah jika kita mau tuk saling mengerti, berbagi, dan menghargai.

Rabu, 14 Agustus 2013

Capek

Alkisah di suatu sore ada seorang anak datang kepada ayahnya yang sedang baca koran…

“Ayah, ayah…” kata sang anak.

“Ada apa?” tanya sang ayah.

“Aku capek, sangat capek… Aku capek karena aku belajar mati-matian untuk mendapat nilai bagus, sedangkan temanku bisa dapat nilai bagus dengan menyontek. Aku mau menyontek saja! Aku capek karena aku harus terus membantu ibu membersihkan rumah, sedang temanku punya pembantu, aku ingin kita punya pembantu saja! Aku capek karena aku harus menabung, sedang temanku bisa terus jajan tanpa harus menabung, aku ingin jajan terus! Aku capek karena aku harus menjaga ucapanku untuk tidak menyakiti, sedang temanku enak saja berbicara sampai aku sakit hati. Aku capek karena aku harus menjaga sikapku untuk menghormati teman-temanku, sedang teman-temanku seenaknya saja bersikap kepadaku… Aku capek ayah, aku capek menahan diri… Aku ingin seperti mereka! Mereka terlihat senang, aku ingin bersikap seperti mereka ayah…” sang anak mulai menangis.

Kemudian sang ayah hanya tersenyum dan mengelus kepala anaknya sambil berkata, “Anakku, ayo ikut ayah, ayah akan menunjukkan sesuatu kepadamu.” Lalu sang ayah menarik tangan sang anak, kemudian mereka menyusuri sebuah jalan yang sangat jelek, banyak duri, serangga, lumpur, dan ilalang.

Sang anak pun mulai mengeluh. “Ayah, mau kemana kita? Aku tidak suka jalan ini! Lihat, sepatuku jadi kotor, kakiku luka karena tertusuk duri, badanku dikelilingi oleh serangga, berjalan pun susah karena ada banyak ilalang. Aku benci jalan ini, ayah!” Sang ayah hanya diam.

, akhirnya mereka sampai pada sebuah telaga yang sangat indah, airnya sangat segar, ada banyak kupu kupu, bunga bunga yang cantik, dan pepohonan yang rindang.

“Waaaah… tempat apa ini, ayah? Aku suka! Aku suka tempat ini!” Sang ayah hanya diam dan kemudian duduk di bawah pohon yang rindang beralaskan rerumputan hijau.

“Kemarilah anakku, ayo duduk di samping ayah,” ujar sang ayah. Lalu sang anak pun ikut duduk di samping ayahnya.

“Anakku, tahukah kau mengapa di sini begitu sepi, padahal tempat ini begitu indah?”

“Tidak tahu ayah. Memangnya kenapa?”

“Itu karena orang orang tidak mau menyusuri jalan yang jelek tadi, padahal mereka tahu ada telaga di sini, tetapi mereka tidak bisa bersabar dalam menyusuri jalan itu.”

“Ooh… berarti kita perlu sabar ya, yah?”

“Nah, akhirnya kau mengerti,” sahut sang ayah.

“Mengerti apa? Aku tidak mengerti,” timpal sang anak lagi.

“Anakku, butuh kesabaran dalam belajar, butuh kesabaran dalam bersikap baik, butuh kesabaran dalam kejujuran, butuh kesabaran dalam setiap kebaikan agar kita mendapat kemenangan, seperti jalan yang tadi. Bukankah kau harus sabar saat ada duri melukai kakimu, kau harus sabar saat lumpur mengotori sepatumu, kau harus sabar melawati ilalang, dan kau pun harus sabar saat dikelilingi serangga, dan akhirnya semuanya terbayar kan? Ada telaga yang sangat indah. Seandainya kau tidak sabar, apa yang kau dapat? Kau tidak akan mendapat apa-apa anakku. Oleh karena itu, bersabarlah anakku.”

“Tapi ayah, tidak mudah untuk bersabar…”

“Aku tahu, oleh karena itu ada ayah yang menggenggam tanganmu agar kau tetap kuat. Ada ayah dan ibu yang akan terus berada di sampingmu agar saat kau jatuh kami bisa mengangkatmu. Tapi ingatlah anakku, ayah dan ibu tidak selamanya bisa mengangkatmu saat kau jatuh, suatu saat nanti, kau harus bisa berdiri sendiri, maka jangan pernah kau gantungkan hidupmu pada orang lain, jadilah dirimu sendiri dengan selalu beriman, seorang beriman yang kuat, yang tetap tabah karena ia tahu ada Allah di sampingnya, maka kau akan dapati dirimu tetap berjalan menyusuri kehidupan di saat yang lain memutuskan untuk berhenti dan pulang. Maka kau tahu akhirnya kan?”

“Ya ayah, aku tahu. Aku akan dapat surga yang indah yang lebih indah dari telaga ini. Sekarang aku mengerti. Terima kasih, ayah. Aku akan tegar saat yang lain terlempar.” Sang ayah hanya tersenyum sambil menatap wajah anak kesayangannya.

Jika saat ini ada visi misi yang baik yang sedang kita jalani, namun dalam menjalaninya terasa begitu berat, percayalah… selama tujuan tersebut baik, maka Tuhan tidak akan tinggal diam. Ia akan selalu menyertai dan membimbing kita umatNya, selama kita Percaya dan Berusaha. Terapkan hal ini pada berbagai segi kehidupan, apakah itu perjuangan dalam menjalin hubungan, aktivitas pekerjaan, aktivitas belajar, dan lain-lain. Pondasikan diri kita dengan keimanan. That’s THE POWER! Karena Segala Sesuatu Akan Indah Pada WaktuNya…

Minggu, 11 Agustus 2013

Bulu Patah Terkulai

Tidak pernah sekali pun Tuhan melihat kelemahan, dosa, maupun kekurangan kita. Yang ada, Dia akan selalu menghargai buluh yang patah terkulai atau sumbu yang pudar warnanya sekalipun.

*Matius 12:20,
Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang.

Usaha kita yang gagal (diibaratkan buluh yang patah) tidak diremehkan melainkan dihargai-Nya.

Demikian pula semangat kita yang hampir hilang (diibaratkan sumbu yang pudar) tidak akan Ia padamkan sebaliknya Ia akan terus memompa kita dan membuat sumbu kita bersinar terang. Amin.

Selamat soree.
Tuhan Yesus Memberkati

Sabtu, 10 Agustus 2013

Berikan Persepuluhan dan Tuhan Akan Melipatgandakannya

William, seorang pemuda waktu umur 16 tahun meninggalkan rumahnya untuk mencari nafkah hidupnya. Semua yang dimilikinya telah dibawa dalam tangannya. Dia bertemu dengan seorang kapten kapal di sebuah kanal. Dia menceritakan kemiskinannya dan kemiskinan orang tuanya. Dia menceritakan bahwa dalam usahanya dia hanya dapat membuat sabun dan membuat lilin.

Kemudian kapten tua itu berlutut mendoakan anak muda itu, setelah itu menasihati anak muda tersebut, “Engkau akan menjadi pembuat sabun yang sukses di New York, engkau akan mengalami keadaan yang baik seperti orang lain. Jadilah orang baik, berikan hatimu kepada Kristus Tuhan yang menjadi milikNya. Jadilah seorang yang jujur dalam membuat sabun. Berilah ukuran dan timbangan yang tepat. Aku yakin engkau akan menjadi orang yang kaya raya dan mengalami kemakmuran.”

Nasehat kapten itu diingatnya. Ketika masuk kota sebagai seorang miskin yang sebatang kara dia tetap setia bersekutu di gereja. Sepersepuluh dolar yang pertama didapatnya dipersembahkan kepada Allah. Sepuluh sen dari setiap dolar dikuduskan untuk Allah dengan kesetiaan. Dari pekerja, dia menjadi rekan kerja dan akhirnya menjadi milik usaha tersebut. Pekerjaannya berkembang pesat, maka dipersembahkan uangnya sebanyak 2/10; 3/10; 4/10; 5/10 dan akhirnya seluruh penghasilannya bagi Tuhan.

William Colgate ini makin mempersembahkan bagi Tuhan, dia makin kaya. Oleh berkat dan kemurahan Allah, William Colgate, seorang muda yang miskin ini, akhirnya menjadi seorang pengusaha besar, seorang milyuner pada zamannya.

Jika anda ingin diberkati Tuhan, berikanlah apa yang menjadi hak milik Tuhan.

Tuhan Yesus Memberkati.

Jumat, 09 Agustus 2013

¤ Apakah Kamu Pantas Meragukan AKU? ¤

Suatu hari, dimana aku tengah
dirundung banyak masalah, dan
ketika aku begitu kecewa dengan
seseorang, aku berdoa kepada
Tuhan. Sudah banyak air mata
yang aku tumpahkan. Ingin
rasanya hatiku berganti yang
baru agar rasa-rasa kecewa itu
lenyap seketika.

Putus asa? Tentu saja. Segala
sesuatu tampak abu-abu dan
masalah itu bertambah semakin
besar. Aku sudah mengangkat
tangan tanda menyerah, namun
aku tak melihat tanda-tanda
mujizat itu bekerja dalam
hidupku.

Marah? Tentu saja aku marah
kepada Tuhan. Aku protes,
mengapa aku harus menghadapi
semua ini sendiri. Aku begitu
ingin semua perkara itu
terselesaikan. Aku tidak ingin
beban-beban itu terus berada
dipundakku. Aku lelah.

Malam itu juga aku tersadar
bahwa aku begitu egois. Aku
begitu memikirkan kondisiku
sendiri dan memaksakan segala
sesuatu akan terjadi sesuai
kehendakku. Aku berdoa bukan
dari hati. Aku pun tidak tulus
berserah.

Saat itu juga Tuhan berkata
kepadaku, “Ampunilah orang-
orang yang mengecewakanmu
dan bersyukurlah dengan apa
yang sedang kau alami saat ini.

AKU tidak pernah membuatmu
kecewa, justru ini adalah titik
terang yang akan menyinari
hidupmu. Pada saatnya nanti kau
akan mengerti bahwa apa yang
AKU berikan padamu adalah
baik.”

Aku pun terus memikirkan
perkataan Tuhan. Timbul
keraguan dan rasa mustahil
dalam hatiku, seketika Tuhan
berkata, “Apakah kamu pantas
meragukan AKU? AKU ini adalah
BAPA-mu yang telah membentuk
kamu serupa dengan-KU. AKU
sangat mengasihimu dan akan
memberkatimu sampai akhir
hidupmu.”

Selalu ada maksud baik dari
semua yang telah terjadi dalam
kehidupan kita. Telur harus
direbus dalam air mendidih
sampai akhirnya matang. Mungkin
saat ini kita sedang berada dalam
proses perebusan, maka
bersyukurlah dengan apa yang
kita hadapi saat ini. Percayalah
bahwa segala sesuatu akan ada
akhirnya, dan pada setiap akhir
ujian akan ada hadiah yang
Tuhan telah persiapkan.

Banyak kesakitan diderita orang
fasik, tetapi orang percaya kepada
TUHAN dikelilingi-Nya dengan
kasih setia.
( Mazmur 32:10 )

IMANUEL ^^

Kisah Sidney Mohede

Sidney punya prinsip memberi yang terbaik dan Tuhan sendiri akan membuka jalan-jalan-Nya. Istilah yang kerap dipakai, promosi dari Tuhan. Ia tak setuju tentang pendapat banyak orang yang bekerja sesuai honor atau gaji.

“Saya pernah dengar begini, kalau saya dapat gaji lima juta, saya baru akan bekerja keras. Kenapa nggak berpikir, saya akan beri yang terbaik bagi pekerjaan saya, soal penghasilan pasti mengikuti. Saya percaya dengan firman Tuhan, bila kita setia dengan perkara kecil Tuhan akan mempercayakan perkara besar,” tuturnya bijak.

Bulan Mei, 1995 Sidney datang ke Indonesia dari Amerika. Ia ke Jakarta tanpa kenal satu orang pun dengan tujuan yang menurut manusia pada umumnya. “tidak jelas”. Pokoknya melayani Tuhan, begitu tekadnya.

“Saya tidak punya saudara di Jakarta, semua ada di Menado. Jadi, saya benar-benar merasa asing. Namun saya percaya Tuhan pasti buka jalan. Dua hari di Jakarta, teman saya orang Indonesia yang tinggal di Amerika menikah di JHCC. Saya datang dan menyanyi. Di sanalah saya kenal musisi Erwin Badudu, Franky Sihombing, Amos Cahyadi, dan Sari Simorangkir” kisahnya takjub.

Satu persatu jalan di buka Tuhan untuk Sidney. Melalui acara HUT RI ke 50 dengan “tema Jakarta Bersyukur” di Istora Senayan, masyarakat Kristen melihat dan mendengar suara emas ‘penyanyi rohani’ baru bernama Sidney Mohede. Lalu disusul konser GMB pertama di Pecenongan, Jakarta yang dipenuhi dengan anak muda. Ia pun lalu ikut gabung dengan VOG. Semakin hari semakin bertambah-tambahlah teman dan pelayanan Sidney.

Melayani Tuhan dengan sungguh membuat Sidney berusaha terus menerus memberi yang terbaik dan bersikap profesional, sebagai ungkapan hormat pada Tuhan. Ia datang dan menyanyi tanpa pilih-pilih tempat. “Saya masih ingat pulang pelayanan menerima amplop berisi uang sejumlah Rp. 7.500, Rp.14.000 dan pernah juga amplop kosong bertuliskan, terimakasih atas pelayanannya.

Buat saya nggak masalah. Saya pun tidak bersungut-sungut karena hal seperti itu. Urusan saya, memberi yang terbaik. Tuhan pastilah yang memberkati dengan caranya. Percayalah satu persatu Tuhan sediakan bagi kita. Saya bersyukur banget untuk banyak hal yang Ia kerjakan bagi saya sendiri maupun komunitas saya,”jelasnya mantap. Kini tentu saja Sidney tak perlu berdesak desakan dalam bis kota, Tuhan telah memberinya dua mobil yang mengantarnya pelayanan.

Sidney memang patut bersyukur, lagu-lagu yang ditulis dalam bahasa Inggris banyak dinyanyikan di gereja gereja di luar negeri. Bukan saja gereja Indonesia di luar negeri tapi juga gereja ‘bule’ asli. Album GMB edisi bahasa Inggris segera dipasarkan lewat Koorong Book Store di Australia.

“Secara nominal, berkatnya luar biasa,”aku Sidney. Satu lagi berita gembira yang tentu ditunggu banyak orang yaitu konser tunggal Sidney, rencananya akan digelar September tahun ini.”Kita melakukan pekerjaan kita sebaik mungkin, Pasti Tuhan akan selalu buka jalan untuk kita. Pokoknya saya percaya, promosi dari Tuhan,” ujar Sidney yang sewaktu kelas 3 SD meraih juara ke 3 lomba nyanyi se-DKI.

Masa Kecil
Sidney bersama kedua saudaranya seolah terpaksa menelan pil pahit kehidupan saat mereka masih kanak. Orang tua mereka bercerai ketika Sidney kelas lima SD. Tiga kakak beradik inipun di boyong sang mama di Amerika menjalani kehidupan baru tanpa papa.

Membawa bekal uang pas-pasan membuat mereka hidup prihatin. Mereka tinggal di motel dengan ukuran kamar yang sangat kecil. Sidney satu-satunya laki-laki. Untuk itu, meski masih kecil, ia harus mengalah tidur di lantai.

Hampir seluruh waktu milik mamanya dihabiskan untuk bekerja keras di pabrik. Jadilah, Sidney ikut membantu kebutuhan keluarga bekerja mengantar koran di kawasan tempat tinggal mereka Monterey Park tiap jam lima pagi sebelum berangkat sekolah. Pulang sekolah, Sidney kembali keliling mengantar koran atau mengambil tagihan yang sifatnya sukarela. Lalu Sidney mengecap pekerjaan baru yaitu menjaga toko buku komik.

Ketika SMA, ia mendapat beasiswa dari Walt Disney dan bekerja di perusahaan percetakan, mengerjakan desain. “Saat waktu senggang saya melukis untuk orang. Ketika kuliah saya mulai bisa nabung dan bisa membeli sebuah mobil bekas. Tahun 1994 saya mulai hidup mapan… “ kenang pria kelahiran 27 Maret 1973.

Sidney mengaku pernah bandel saat menjelang masuk SMA, doyan pesta, minuman keras dan nge-gele (menghisap ganja), “Saya sering pulang pagi diantar polisi dalam keadaan mabuk,” tambahnya

Momen penting dalam hidup Sidney saat kelas tiga SMA. Ia datang ke gereja Indonesia di LA, seorang pembicara dari Pasadena di tengah khotbahnya berhenti dan menunjuk Sidney yang duduk di bangku paling belakang dan minta Sidney maju ke depan lalu berkata,”Tuhan sayang padamu. Ia ingin kau kembali."

Sidney menerima Kristus sebagai remaja di Los Angeles dan mulai memimpin ibadah untuk kelompok pemuda dari sebuah gereja lokal di California selatan. Pada tahun 1995, setelah satu dekade tinggal di Amerika Serikat, ia menjawab panggilan Allah untuk kembali ke kota kelahirannya, Jakarta, di mana ia menemukan tujuan sejati hadiah musik dan bakat. Ingin menanam dirinya dalam Tubuh Kristus lokal, ia bergabung dengan persekutuan yang masih muda bernama Jakarta Praise Youth Center Departemen (JPCYM).

Pelayanan Dan Misi Musik
Tahun 2010 Ia genap melayani Tuhan selama 20 Tahun di Indonesia. Pemuda yang lahir pada tanggal 27 Maret 1973 ini bukanlah pemuda sembarangan. Ia memang mendedikasikan diri sepenuhnya untuk Tuhan sejak ia menginjakkan kakinya di Jakarta, Indonesia. Semua lagu dan pelayanannya sangat berpengaruh di Indonesia. Ia dicap sebagai pemimpin dan leader terbesar paling berpengaruh di Indonesia.

Setiap lagunya memiliki Curahan Praise Worship yang “KUAT”. Tidak heran, banyak sekali anak-anak muda di Indonesia yang antusias mengikuti konser tunggalnya dan merasakan curahan Praise Worship dari setiap melodi-melodi yang keluar dari hatinya. Selain itu, musik-nya juga mampu membuat semangat yang membara-bara, bagaikan api yang tak pernah padam untuk tak akan pernah menyerah dalam melayani Tuhan.

Saat ini Ia aktif sebagai penulis buku, Ia juga adalah seorang pendeta yang menggembalai gereja lokal JPCC di Jakarta, Hingga 2010 ia telah telah menciptakan lebih dari 200 lagu rohani yang dipakai oleh gereja di seluruh Indonesia. Ia juga adalah pemimpin Trueworshipper, Ia juga adalah pemimpin Komunitas Oxygen. Komunitas yang berisikan anak-anak muda di Indonesia untuk melayani Tuhan.

Selain aktif menggembalai sebagai pastor di gereja lokalnya, Sidney juga melayani di Jaringan Pendeta-Pendeta Gereja Indonesia. Aktifitas Sidney Mohede saat ini juga fokus pada acara untuk anak-anak,  untuk membantu melepaskan mereka dari belenggu kemiskinan baik secara ekonomi, sosial, rohani serta membantu mereka berkembang dan bertumbuh menjadi orang-orang dewasa kristen yang baru dan bertanggung jawab bagi dunia.

Memecahkan Rekor Muri Di Indonesia
Sidney Mohede adalah orang pertama di Indonesia yang memecahkan rekor penonton terbanyak di tahun 2011. Band sekuler Indonesia papan atas saja hanya mampu mendulang 2000-3000 penonton saja untuk menyaksikan tontonan musiknya, namun Sidney Mohede menggebrak dengan hingga 42.000 ribu penonton dan 7.000 penonton di luar studio. Saking banyaknya, Sidney Mohede-pun kebingungan sehingga ia memutuskan untuk mematikan lampu di studio dan meminta semua orang menghidupkan ponselnya. Betapa terkejutnya ia melihat studio bagaikan bintang-bintang dan langsung saja ia menyanyikan lagu Shine Like Star. Konser musik ini ditutup dengan doa, dan MURI pun datang memberikan penghargaan rekor MURI.

Kehidupan Keluarga
Sidney Mohede menikah dengan Etha Mohede pada 9 Mei 2004 dan di karunia 2 anak-anak yang lucu: Ethan Mohede dan Chelsea Faye Mohede. Bagi Sidney Mohede, Etha adalah seorang wanita yang sempurna bagi dirinya. Kehidupan keluarga mereka sangat bahagia dan romantis hingga saat ini dan untuk selamanya.

Berikut satu dari banyaknya lagu yang dibawa oleh Sidney, yang ditujukan kepada Bangsa Indonesia.

DOA KAMI

F                    C/E              Dm        C 
Syukur Untuk Setiap Rencana-Mu
   Bb               Am              Gm        C
Dan Rancangan-Mu Yang Mulia
    F                 C/E               Dm       C  
Dalam Satu Tubuh Kami Bersatu
          Bb         G/B        C
Menjadi Duta Kerajaan-Mu

   Bb              C/Bb
Kuucapkan Berkat
  Am             Dm
Atas Indonesia
  Bb               Am  
Biar Kemuliaan Tuhan
  Gm          C
Akan Nyata

  F               Gm   Am           Bb      C
Bagi Bangsa Ini         Kami Berdiri
             Dm          C                  G/B          C
Dan Membawa Doa Kami Kepada-Mu
  F                        Gm   Am        Bb        A
Sesuatu Yang Besar        Pasti Terjadi
                   Dm              C              G/B
Dan Mengubahkan   Negeri Kami
           Bb          Am                 Gm  
Hanya Nama-Mu Tuhan Ditinggikan
         C             F
Atas Seluruh Bumi

   F                   C/E           Dm      C
Kami Rindu Melihat Indonesia
Bb                Am          Gm   C
Pulih Dari Semua Problema
    F                 C/E              Dm        C
Hidup Dalam Jalan Kebenaran-Mu
       Bb             G/B                  C
Pancarkan Terang Kemuliaan-Mu

Bb       C/Bb    Am       Dm
Kami Tahu Hati-Mu
Gm                  Eb
Ada di Bangsa Ini

Blessing,
~HSH~